Sayang, energi Honda untuk menggeber BR-V langsung kendur persis di tahun kedua kehadirannya di pasar, 2017.
Boleh jadi sosoknya BR-V enggak seperti diharapkan banyak orang, enggak cukup membuat konsumen Low SUV mau beralih ke dirinya.
Kedua, di tahun 2017 pula, Mitsubishi sudah menebar campaign akan lahirnya sosok baru yang sangat futuristik, Small MPV Concept.
Untuk mobil yang main di kelas panas berhadapan dengan Avanza, Mitsubishi makan waktu 1 tahun untuk campaign ini sebelum menjualnya ke pasar.
Boleh jadi, konsumen Low SUV di mana BR-V berada ikut terdistraksi. Maklum, ini mobil yang digadang-gadang ‘membunuh Avanza’ dengan model sangat menarik.
Baca Juga: Honda BR-V 2017 Bisa Dilirik, Mobkas Tahun Muda, Banderol Mulai Rp 150 Jutaan
Penjualan Honda BR-V melandai hingga 21.932 unit pada 2017.
Kemudian menukik hingga 9.140 unit pada 2018 dan menciut tinggal 4.058 unit pada 2019.
Artinya, nafas Honda BR-V per bulan lebih buruk ketimbang masa-masa terakhir Rush Gen1 yang masih 1.800-an unit sebulan.
Ditambah belakangan, Toyota Rush dan Terios keluar new model yang jauh lebih atraktif dari Gen1.
Dimensi tambah panjang seiring menghilangnya konde alias ban cadangan di belakang, plus model stylish meski interiornya biasa-biasa saja.
Belakangan, rival-rival di segmennya justru meniru jurus Honda.
Mitsubishi meracik Xpander jadi Xpander Cross yang lebih gagah dengan body moulding dan ground clearance tinggi.
Suzuki pun begitu dengan memoles Ertiga jadi XL7.
Terbukti, jurus Honda berhasil membuat rivalnya bernafas lega.
Penjualan Xpander Cross sebelas dua belas dengan Xpander biasa. Penjualan Suzuki XL7 malah lebih tinggi dari jualan Ertiga.
Wajar kalau Honda menggeliat. Bisa disebut, Honda hendak membalas dendam atas tergilasnya jagoan mereka, Honda BR-V lewat pembaruan konsep di N7X.
Sekilas, sosoknya enggak seheboh Xpander Cross yang terkesan penuh atribut.
Sebagai konsep, N7X sudah terlihat lebih sebagai produk matang. Wajah Honda N7X dibekali gril besar dengan sudut tegas yang membuatnya tampak gagah.
Begitu juga lekuk bodi belakang, bentuk kaca samping belakang membuat bagian belakang seperti membulat.
Tetapi pintu bagasi lebih mengotak, sehingga tampak lebih gagah, tak ‘selembut’ HR-V.
Soal dimensi, sementara hanya bisa membayangkan bahwa jagoan baru Honda ini enggak lebih tinggi dari rivalnya.
OTOMOTIF yang beberapa kali bertemu Mr. Watanabe melihat, atap mobil ini enggak lebih tinggi (atau diposisikan lebih tinggi) dari petinggi HPM tersebut.
Apakah Honda N7X ini merupakan ‘pembalasan dendam’ atas tergilasnya Honda BR-V? Kita tunggu saja realisasinya