Otomotifnet.com – Hari ini, Minggu (1/8/2021) jagat dunia maya diramaikan oleh berita tentang kecelakaan yang melibatkan 2 motor, Kawasaki ER-6n (bukan Ninja) dan Honda BeAT di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.
Salah satu yang terlibat, yaitu pengendara BeAT dikabarkan meninggal dunia.
Dari rekamam video cctv yang beredar, terlihat jika pengendara BeAT sebelum insiden tampak berhenti di tengah jalan, lalu tertabrak ER-6n yang tak bisa menghindarinya.
Apakah mengendarai ER-6n termasuk sulit? Seperti apa sih karakternya?
Baca Juga: Ducati Diavel 1260 Lamborghini Ini Bakal Jadi Rebutan Kolektor, Faktor Ini Penyebabnya
Untuk mengetahuinya, mari kita kupas karakter dari ER-6n yang pertama diperkenalkan di Indonesia akhir November 2011 dengan harga Rp 99 juta (OTR Jakarta) ini?
Oleh pabrikan, ER-6n sebenarnya dirancang sebagai moge yang nyaman untuk harian yang bisa dipakai untuk membelah jalanan kota besar.
Salah satu sebabnya karena posisi duduknya khas naked bike yang masih cukup nyaman, lantaran posisi duduk tergolong santai.
Jok yang tingginya hanya 805 mm dari tanah, berpadu dengan setang yang cukup tinggi membuat riding position nyaman untuk pengendara berpostur sekitar 170 cm.
Setangnya punya sudut agak menekuk ke dalam, membuat kedua lengan tak terlalu membuka, sehingga lebih rileks dan tak gampang pegal meskipun riding lebih dari 1 jam.
Kenyamanan tangan bertambah karena di raiser yang nempel ke segitiga ada peredam karet, sehingga setang minim getaran.
Jari-jari juga gampang meraih handel rem dan kopling, karena punya 5 tingkat setelan.
Oh iya, radius putar ER-6n tergolong tak terlalu lebar lo, bahkan terasa enggak kalah lincah dari Yamaha Byson.
Baca Juga: Moge Kawasaki ER-6n Hantam BeAT di Bintaro, Diduga Posisi Ngebut, Sunmori Berujung Petaka
Makanya masih enak aja tuh saat diajak menyelinap di kemacetan.
Namun kendalanya khususnya bagi pemula, tentu saja bobotnya yang tak bisa dibilang ringan, mencapai 204 kg!
Mengubah arah pun jadi tak mudah, karena mesti main badan efek dari karakter motor yang seakan sulit diajak belok terutama di kecepatan tinggi.
Jadi untuk bermanuver cepat seperti menghindari BeAT yang berhenti di tengah jalan, tentu tak bisa semudah motor yang bobotnya jauh lebih ringan.
Problem lainnya saat dipakai harian tentu panas mesin begitu terasa di seputaran lutut kala jalanan padat.
Eh iya, ada lagi kekurangnyamannya, terutama bagi pembonceng. Ternyata footstep bergetar saat akselerasi atau ketika rider menutup gas.
Padahal footstep sudah diberi peredam karet lho, terasa sekali kalau kita goyang pakai tangan.
Satu lagi yang menunjukkan ER-6n sebagai moge harian, karakter mesin sangat mendukung.
Torsi dari mesin 650 cc 2 silinder segaris DOHC 8 klep, terasa begitu besar sejak rpm rendah dan maksimalnya mencapai 64 Nm di 7.000 rpm.
Baca Juga: Naik PCX 160 Makin Nyaman, Coba Jok Custom RI Matic Shop, Empuk!
Makanya tak perlu buka gas besar untuk ngacir. Kalau kebanyakan yang ada malah ban depan terangkat.
Namun ini juga jadi handicap buat pemula, terutama buat yang baru naik kelas dari 250 cc, torsi badaknya akan terasa terlalu liar.
Malah kalau belum biasa bisa bikin capek sendiri, karena pengendara malah sibuk menjinakkan liarnya muntahan torsi di putaran bawah, khususnya di jalanan padat.
Untung koplingnya tergolong ringan, jadi jari tangan kiri tak lekas pegal ketika mesti terpaksa main kopling.
Besarnya muntahan tenaga dan torsi sejak putaran bawah bisa terlihat dari catatan hasil tes akselerasi pakai Racelogic.
Dari 0 sampai 60 km/jam hanya ditempuh dalam waktu 2,3 detik saja!
Untuk dapat 150 km/jam pun bisa diraih dalam waktu sekejap. Top speed yang bisa diraih bisa lebih dari 200 km/jam.
Oh iya, pengereman cukup mumpuni untuk menghentikan laju, kendati tiap sisi kaliper depan hanya diisi 2 piston, sedang belakang satu piston.
Baca Juga: ZX-25R Jadi Superbike Hedon, Pelek Carbon Fiber, Habis Rp 250 Juta!
Tapi jangan kaget kalau pertama naik, kala motor baru diantar dari dealer, rem depan terasa keras dan enggak pakem.
Ternyata kampas belum menggigit, nah setelah menempuh jarak sekitar 50 km, baru terasa empuk dan pakem, walaupun sebenarnya tetap masih kurang terutama saat kecepatan tinggi.
Gimana dengan kaki-kaki? Lagi-lagi menyumbang kenyamanan untuk pemakaian harian.
Terasa empuk banget walau ketemu jalan rusak. Namun saat menikung kencang memang agak berlebih ayunannya, terutama sisi belakang.
Untung sokbreker belakang masih bisa diperkeras dengan memutar setelan pengeras per, sayang yang depan tak bisa disetel sama sekali.
Lalu soal konsumsi bahan bakar? Pakai bahan bakar berkadar RON 92 tercatat tiap liter bisa untuk 17,4 km.
Data tes Kawasaki ER-6n :
0-60 km/jam : 2,3 detik
0-80 km/jam : 3,4 detik
0-100 km/jam : 4,8 detik
0-100 meter : 5,7 detik
0-201 meter : 8,6 detik
0-402 meter : 13,5 detik
Konsumsi bensin : 17,4 km/liter
Data spesifikasi Kawasaki ER-6n:
Tipe mesin: Liquid-cooled, 4-stroke Parallel Twin, DOHC, 8 Valves
Kapasitas: 649 cc
Bore x Stroke: 83,0 x 60,0 mm
Rasio Kompresi: 10,8:1
Sistem Bahan Bakar: Fuel injection ø38 mm x 2 (Keihin)
Tenaga Maksimal: 70,7 dk @ 8.000 rpm
Torsi Maksimal: 64 Nm @ 7.000 rpm
Pengapian: Digital
Sistem Starter: Electrik
Sistem Pelumasan: Forced lubrication, semi-dry sump
Transmisi: 6-speed, return
Final drive: Sealed Chain
Primary reduction ratio: 2,095 (88/42)
Rasio Gigi
1st 2,438 (39/16)
2nd 1,714 (36/21)
3rd 1,333 (32/24)
4th 1,111 (30/27)
5th 0,966 (28/29)
6th 0,852 (23/27)
Final Gear 3,067 (46/15)
Kopling: Wet multi-disc, manual,
Sasis: Perimeter, high-tensile steel
Travel Depan: 125 mm
Travel Belakang: 130 mm
Ban Depan: 120/70ZR17M/C (58W)
Ban Belakang: 160/60ZR17M/C (69W)
Caster (rake): 25°
Trail: 110 mm
Steering angle: (left/right) 35° / 35°
Suspensi Depan: 41 mm telescopic fork
Suspensi Belakang: Offset laydown single shock with adjustable preload
Rem Depan: Dual semi-floating 300 mm petal discs Kaliper Dual piston
Rem Belakang: Single 220 mm petal disc Kaliper Single-piston
Px L x T: 2.110 x 770 x 1.110 mm
Wheelbase: 1.410 mm
Ground clearance: 130 mm
Tinggi Jok: 805 mm
Berat Kotor: 204 kg
Kapasitas Tangki: 16 liter