Setangnya berada di bawah segitiga dengan posisi yang hampir sejajar dengan jok, maklum superbike yang cocok buat di sirkuit.
Di segitiga aluminium billetnya terdapat nomer seri, nomor urut 285 dari 500 unit yang diproduksi.
Selain badan yang rebah, kaki pun diposisikan cukup tinggi dan mundur khas akan tunggangan sirkuit.
Untuk digunakan harian rasanya kurang cocok, karena pundak, lengan, dan kaki sepertinya akan lebih mudah pegal.
Ringan saat ditegakkan, tentu saja Superleggera V4 juga sangat ringan ketika diajak bermanuver.
Rasanya seperti sedang mengendarai motor 250 cc! Benar-benar nurut ke mana pengendara ingin berbelok.
Baca Juga: Test Ride Scrambler Ducati Desert Sled, Moge Rp 400 Jutaan Pelahap Dua Alam
Kalau bicara redaman suspense, tidak perlu khawatir jika belum nyaman, pasalnya baik suspensi depan maupun monosoknya sudah fully adjustable.
Tinggal sesuaikan dengan karakter serta kondisi jalan yang dilewati saja.
Terdapat pula sepasang cakram 330 mm semi-floating yang dijepit kaliper Brembo monobloc Stylema di depan dan cakram 245 mm dengan kaliper Brembo 2 piston di belakang yang sangat ampuh mengurangi laju Superleggera V4, pencet sedikit langsung berhenti, cieettt…
PERFORMA
Pada dasarnya mesin yang digunakan Superleggera V4 mengambil basic cari Panigale V4 R. Hanya saja mesin ini kembali disempurnakan, bukan hanya untuk peningkatan tenaga tapi juga berfokus pada keringanan tiap komponennya.
Seperti baut blok dan kepala silinder yang pakai titanium, begitu juga baut kecil untuk camshaft.
Flywheel juga lebih ringan dengan memakai con-rods titanium, tentu saja ini membuat mesin berkitir lebih ringan.
Baca Juga: Mesinnya 7 Kali Lipat Honda BeAT, Berapa Konsumsi Bensin Moge Ini?