Otomotifnet.com – Sejak beberapa pabrikan merilis kendaraan yang menggunakan oli dengan viskositas encer, yakni 0W-20, tak sedikit pengguna mobil yang standarnya pakai oli lebih kental, latah ingin coba oli encer tersebut di mobilnya.
Misalnya dari pabrikan dianjurkan pakai SAE 5W-30, ini malah diganti pakai yang 0W-20.
Dengan harapan penggunaan oli encer tersebut membuat putaran mesin lebih ringan, sehingga performnya naik. Apa betul?
“Pabrikan dalam mendesain mesin, pasti juga mendesain oli yang cocok buat mesin tersebut.”
“Mesin itu akan dicoba atau ditrial, cocoknya menggunakan oli yang mana,” bilang Hanifuddin, peniliti di Lembaga Minya Bumi & Gas (Lemigas) beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Ini Bukti Rajin Ganti Oli Tepat Waktu Saja Tak Cukup Cegah Oil Sludge
Nah, ketika pabrikan merekomendasikan mesin tersebut menggunakan oli dengan spesfikasi tertentu, lanjut Hanif (sapaan akrabnya), maka kinerja mesin tersebut akan optimal menggunakan oli dengan spek tadi.
Misalnya cocoknya pakai oli yang kekentalannya 10W-30, “Ya pasnya main (kinerja optimal mesin, red) di situ,” jelas Hanif.
Sementara bila diganti yang lebih encer, lanjutnya, “Begitu oli dipakai di mesin, ia akan membentuk lapisan film untuk melindungi komponen dari gesekan,”
“Maka jika menggunakan oli yang lebih encer, lapisan film tadi akan lebih tipis. Artinya, kemungkinan protection film ini sobek lebih gede,” tambahnya.
Resiko yang akan dihadapi jika lapisan filmnya ‘sobek’, tentu akan membuat gesekan komponen bergerak di dalam mesin jadi lebih tinggi, sehingga mempercepat keausannya.
Selain itu, penggunaan oli yang lebih encer kata pria yang sudah meneliti pelumas sejak 2006 ini, juga akan membuat suara mesin jadi lebih lebih berisik.
“Kita ibaratkan saja di atas meja ada genangan air banyak, lalu kita tepuk, maka suaranya tentu tidak akan terlalu berisik.”
“Berbeda bila airnya sedikit, kalau kita tepuk mejanya pasti bakalan berisik,” terangnya lagi.
Baca Juga: Kental Enggak Cocok, SAE Oli Mesin Toyota All New Avanza Segini
Tak hanya itu, lanjut Hanif, penggunaan oli yang lebih encer juga akan membuat tingkat penguapannya jadi tinggi.
“Karena oli semakin encer, fraksi ringannya makin banyak. Fraksi ringan itu yang gampang menguap,” ujarnya.
Tapi itu bila oli encer yang digunakan, punya mutu yang sama dengan oli sebelumnya (sesuai anjuran) yang lebih kental.
“Misalnya sama-sama terbuat dari bahan dasar mineral (minyak bumi), dengan mutu atau API Service yang sama,” imbuhnya.
Namun menurut Hanif ada anomalinya, “Anomali itu enggak sesuai aturan lah ya, atau berbeda dari kebiasaan. Terutama kita membandingkan antara oli mineral dengan yang PAO-ester,” bilangnya.
Misal oli encer yang digunakan terbuat dari bahan sintetis macam PAO-Ester, maka tingkat penguapannya akan rendah.
“Karena PAO-ester ini punya karakteristik lebih tahan penguapan,” terangnya lagi.
Jadi misalnya mau mengganti oli yang lebih encer, Hanif mewanti hati-hati bila memilih yang bahannya dari mineral.
Baca Juga: Begini Cara Bedain Rembesan Oli di Seputar Seal As Roda, Asalnya Dari Oli Mesin Atau Transmisi
“Mesti rajin-rajin cek dipstick olinya, karena tingkat penguapannya tinggi,” ucapnya.
Tuh gaes, jadi sebaiknya gunakan oli mesin yang spesifikasinya sesuai anjuran pabrik ya.