Otomotifnet.com - Taktik truk boks bisa isi BBM Solar seabrek di SPBU Bogor berhasil diungkap polisi.
Sopir truk enggak main sendiri, melainkan main belakang alias kerja sama dengan operator SPBU yang dituju.
Dari hasil penyelidikan, ada tiga tersangka yang diciduk.
Masing-masing yang diangkut Polresta Bogor adalah LL (50), NA (27), FA (26) pun berhasil diciduk.
LL berperan sebagai sopir truk berisikan toren, sedangkan NA dan FA merupakan salah seorang operator SPBU yang dijadikan tempat untuk mengisi solar tersebut.
Dodi Waspodo perwakilan Pertamina Regional Jawa Bagian Barat (JBB) mengatakan, para tersangka ini melakukan aksinya usai kongkalikong dengan operator SPBU yang dituju.
"Jadi tersangka ini kongkalikong dulu. Sesuai yang disebutkan saat pengungkapan kasus, operator SPBU ini mendapat upah 30 ribu rupiah sekali pengisian," kata Dodi dilansir dari TribunnewsBogor.com (24/1/2024).
Untuk mengelabui dan tidak tercium aksinya, tersangka yang sudah tertangkap ini, khusus sopirnya tidak sekali mengisi BBM nya.
Sopir bisa sampai beberapa kali mengisi BBM agar tidak tercium oleh kendaraan lain karena untuk mengisi satu toren bisa memerlukan waktu 30 menit.
Satu toren itu diketahui berisikan 1.000 liter.
Sopir bisa mengisi sampai 3 toren yang jika dijumlahkan berisi 3.000 liter.
"Satu toren itu bisa lama mengisinya. Nah, dia liat situasinya dulu. Kalau ramai dia maju dulu kemudian masuk lagi ke antrean. Jadi tergantung situasinya," tambahnya.
Untuk pengisiannya memang normal.
Operator memasukan selang bensin ke lubang tangki mobil.
Namun, dari tangki pengisian solar sudah dimodifikasi.
Karena di dalam truk itu ada alat untuk menyambungkan solar ke truk.
Alat itu berbunyi kencang, namun oleh operator tidak dihiraukan karena sudah kongkalikong dengan sopir.
"Alat itu untuk mempercepat pengisian ke toren. Suaranya itu berisik. Tapi, kan sudah kongkalikong," ungkapnya.
Untuk menyakinkan, sopir ternyata memiliki barcode My Pertamina.
Dalam barcode My Pertamina, pilihan BBM itu yakni BBM jenis solar subsidi.
"Dia punya barcode juga kan. Dia turun dan menunjukkan kepada operator itu," tambahnya.
Meski begitu, ia mengapresiasi langkah yang dilakukan Polresta Bogor Kota yang berhasil mengungkap kasus ini.
Kedepannya, ia berharap, masyarakat ketika melihat kasus serupa di SPBU Kota Bogor, segera melapor kepada pihak kepolisian.
"Dengan berhasilnya terungkap kasus kemarin, kami harap masyarakat Kota Bogor bisa lebih waspada dan paham ketika menemukan hal serupa. Sehingga bisa melaporkan hal ini," ungkapnya.
Sementara itu, Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Tguh Prakoso mengatakan, aksi penyalahgunaan BBM Solar bersubsidi ini sudah dilakukan sejak Desember 2023 lalu.
Khusus untuk LL, ia kepada polisi mengaku, terhitung lima kali ia melakukan aksinya itu.
"Solar bersubsidi itu harganya 6.800 per liter. Tersangka menampung dan membawa ke Pulo Gadung untuk nantinya dijual dengan harga 18.600 per liternya. Sparenya jauh sekali," kata Bismo.
Ia pun menegaskan, akan melakukan pengembangan kasus ini.
"Tentunya, akan kita dalami kasus penyalahgunaan BBM ini," tandasnya.
Baca Juga: Setengah Mati Cari Solar Subsidi di Jambi, Nginep di SPBU Enggak Menjamin Dapat