Otomotifnet.com - Dipaparkan oleh pengamat otomotif LPEM UI (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia) Riyanto.
Penyebab kalahnya penjualan mobil baru dibanding mobil bekas (mobkas) selama 2013-2022 lantaran pendapatan per kapita hanya naik 3,65%.
Sehingga pasar mobil baru turun rata-rata 1,64% per tahun. Pada saat yang sama, harga mobil baru juga terus melejit naik.
Sebagai contoh, harga Avanza G pada 2013 mencapai Rp 160 juta, sedangkan pada 2023 mencapai Rp 255 juta.
Dengan demikian, pertumbuhan pendapatan per kapita tidak bisa menjangkau harga mobil baru. Bahkan, selisihnya makin lebar dari tahun ke tahun.
Imbasnya, penjualan mobil bekas tumbuh subur menjadi 1,4 juta unit pada 2023, dari 2013 yang hanya 0,5 juta unit, seiring menurunnya daya beli konsumen dan lonjakan harga mobil baru.
Itu artinya, penjualan mobil bekas tahun lalu di atas mobil baru yang hanya 1 juta unit.
Mobil bekas, kata dia, kini diburu oleh masyarakat Indonesia. Di Jawa, pada 2023, sekitar 64% pembelian mobil di Jawa merupakan mobil bekas.
Baca Juga: Pabrikan Mobil Listrik Kian Sumringah, Ada Keberpihakan Pemerintah Indonesia
Adapun penjualan mobil baru di Jawa dan Bali turun 33% pada 2022 dibandingkan 2013.