Ledakan Mobil Listrik Cina di Thailand, Apakah Indonesia Selanjutnya?

Harryt MR - Jumat, 18 Oktober 2024 | 12:32 WIB

(ilustrasi) Perakitan mobil listrik Neta di pabrik PT HIM. Strategi menggandeng distributor lokal, serta mengintegrasikan pasokan suku cadang. (Harryt MR - )

Hal ini ditegaskan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Putu Juli Ardika. 

Pihaknya terus memantau semua aktivitas industri di dalam negeri dan regional. 

Meski begitu, pihaknya masih enggan berkomentar terkait potensi kejadian serupa terjadi di Tanah Air. “Kami perhatikan dengan baik,” ungkap Putu, yang dilansir Kompas.com (29/7/2024).

Seperti diketahui, berdasarkan berita dari Asia Nikkei, industri otomotif Thailand terpukul oleh derasnya produsen mobil listrik asal Cina. 

Serbuan mobil listrik Cina ke pasar Thailand dan global memang secara besar-besaran dalam dua tahun belakangan. 

Pemerintah Thailand membebaskan tarif impor dari Cina melalui Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China, dan memberikan insentif tambahan sebesar 150 ribu baht per-unit mobil listrik yang dijual di negeri Gajah Putih.

Baca Juga: Ngeri Kelas Menengah Terus Melorot, Dampaknya Diungkap Pakar Retail

Alhasil, menurut Departemen Cukai Thailand, sejak 2022, sudah ada 185.029 unit mobil listrik impor masuk dari Cina. 

Namun mobil yang teregistrasi baru 86.043 unit. Ini menandakan ada kelebihan pasokan sampai 90 ribu unit. 

Seperti dijelaskan oleh Ketua Gabungan Industri Kendaraan Listrik Thailand (Electric Vehicle Association of Thailand, EVAT), Krisda Utamote.