Jakarta - Di kelas city hatchback, Proton Iriz yang baru saja diluncurkan pertengahan bulan Februari 2017 silam memiliki kapasitas paling besar (sebelum Chevy Spark 1.4 keluar).
Dibandingkan lainnya yang berkisar di berkisar di 1.200-an cc, kapasitas mesin Proton Iriz dipatok di 1.332 cc dari mesin 4-silinder segaris DOHC VVT yang digunakannya. Efeknya, tenaganya juga lebih besar dari yang lain di 94 dk dan torsi 120 Nm.
Lantas apakah kapasitas, tenaga dan torsi lebih besar membuat Proton Iriz lebih boros bahan bakar daripada kompetitornya?
Untuk menguji hal di atas, kami mencoba Proton Iriz 1.3 CVT untuk mencari tahu.
Seperti biasa, Otomotifnet menggunakan empat metode berbeda untuk menguji konsumsi bahan bakar dalam pengetesan sebuah mobil.
Dua yang utama adalah menguji ketika mobil melaju konstan di kecepatan 60 km/jam dan di 100 km/jam, yang tidak memiliki faktor pengaruh dari luar sehingga hasilnya akan objektif untuk setiap mobil. Sedangkan dua lagi adalah konsumsi bahan bakar dalam kota dan luar kota, yang berarti mengitari jalan yang cenderung macet untuk dalam kota dan lancar untuk luar kota selama beberapa saat.
Bagaimana hasilnya untuk Proton Iriz? Cek tabel di bawah ini sekaligus perbandingan dengan kompetitor di kelas city hatchback bertransmisi otomatis.
Parameter | Proton Iriz 1.3 CVT | Honda Brio RS CVT | Mitsubishi Mirage Exceed CVT | Kia Picanto A/T |
Dalam Kota* | 10,8 km/liter | 13,1 km/liter | 11 km/liter | 10,75 km/liter |
Luar Kota* | 13,3 km/liter | 18,5 km/liter | 14 km/liter | 14,31 km/liter |
Konstan 60 km/jam | 22,2 km/liter | 24,3 km/liter | - | - |
Konstan 100 km/jam | 15,4 km/liter | 20 km/liter | 18,3 km/liyer | 18,2 km/liter |
* tidak bisa dibandingkan karena kondisi dan jarak yang ditempuh berbeda-beda
Bisa dilihat pada tabel di atas, terutama pada bagian konstan 100 km/jam, konsumsi bahan bakar Proton Iriz memang cenderung lebih boros dibanding para pesaing di kelasnya.
Selain bisa dibilang normal karena ukuran hatchback Malaysia ini jauh lebih gambot dibanding setiap pesaingnya tersebut, faktor CVT konvensional yang diusungnya juga jadi salah satu tersangka pembuat konsumsinya boros tersebut.
Buktinya, melaju konstan di 100 km/jam membuat mesinnya perlu berteriak di 2.800 rpm, sedangkan konstan di 60 km/jam membuat jarum takometer terpatok di 1.850 rpm. Bandingkan dengan Brio RS yang juga menggunakan CVT, namun saat melaju konstan 100 km/jam jarum takometernya hanya di 2.100 rpm dan saat 60 km/jam hanya di 1.350 rpm.
Di sisi lain, angka di atas 20 km/liter saat melaju konstan 60 km/jam berarti konsumsi Proton Iriz tidak akan terlalu boros di dalam kota, selama kaki ‘dijaga’ agar tidak terlalu liar memainkan pedal gas dan remnya.
Editor | : | Fransiscus Rosano |
KOMENTAR