Jakarta - Vespa S 125 bukan barang baru di Indonesia, mulai dari S 125 ie dengan mesin 2 klep, lalu pada 2015 hadir S 125 3V ie.
Dan kini ada lagi update-nya, Vespa 125 i-get yang basis mesinnya comot punya Sprint 150 i-get. Wuih, seperti apa impresi berkendara skutik yang dijual Rp 31,5 juta on the road Jakarta ini jika dipakai sehar-hari?
Lanjut bacanya! (Fariz/Otomotifnet.com)
Desain
Jika dilihat sekilas mungkin tidak akan melihat perbedaan, padahal ada lho! Pertama front shield atau dasi di bodi depan yang kini lebih kecil di bagian bawah juga punya lekuk lebih tajam.
Selanjutnya sudah dibekali jok model single seat menunjang sisi sporti. Lalu cover CVT juga baru, punya desain lebih kalem lengkap dengan logo i-get. Knalpot kini bentuknya pipih seperti varian Sprint dan Primavera.
Bentuk pelek juga berbeda, lekuk palangnya seperti di Primavera, terlihat kalem. Pilihan warna cowok banget, dominan dof ada Grigio Titanic (Titanium Grey), Rosso Matt (Red Matte), dan Verde Matt (Green Matte).
Fitur Dan Teknologi
Area spidometer persis seperti versi sebelumnya masih analog penunjuk kecepatan dan bensin terpisah dengan aksen membulat.
Area bawah ada indikator engine check, sein, jam digital, oli mesin, lampu jauh, dan indikator bensin yang akan menyala saat bensin ‘tiris’. Sentuhan akhir diselimuti dengan aksen krom.
Di bawah setang ada dua konsol sisi kanan dan kiri yang cukup untuk menyimpan botol air mineral atau sarung tangan.
Bagasi di bawah jok lega cukup untuk menampung helm open face tanpa moncong. Namun jangan menaruh barang elektronik karena suhu di dalam karena bagasi cukup panas usai dipakai berkendara.
Mesin baru berteknologi i-get dengan 3 katup berkapasitas 124,5 cc diklaim punya torsi maksimum 10,2 dk pada 7.600 rpm dan torsi maksimum 10,2 Nm di 6.000 rpm.
Menurut Rakhmat Pratomo, Aftersales Director PT Piaggio Indonesia, bisa dibilang mesin yang dipakai seluruhnya baru.
“Dari crankcase, crankshaft sampai semua bagian CVT didesain baru, tapi basisnya dari mesin Spirnt dan Primavera yang 150 cc hanya diameter piston dikecilkan,” terangnya.
Dibanding mesin i-get 150 cc, piston dikecilkan jadi 52 mm, sedang mesin 150 cc 58 mm. Stroke tetap 58,6 mm, sehingga kapasitas murninya hanya 124,5 cc. Apa saja ubahan lainnya?
Yang ringan ada penggunaan dinamo starter baru yang suaranya lebih senyap. Juga filter udara berbahan kertas dan juga knalpot berdesain baru.
Crankshaft baru didesain untuk mengurangi getaran. Kepala silinder SOHC dengan 3 klep, 2 in dan 1 ex juga didesain ulang.
Sistem injeksinya menggunakan throttle body yang sama dengan milik mesin Sprint dan Primavera i-get 150 cc, diameternya 26 mm yang dipasangkan dengan injektor baru dari Keihin. Sedang sensor oksigen pakai Bosch.
Area CVT mendapatkan sentuhan total, maklum pengguna Vespa generasi sebelum i-get selalu mengeluhkan soal vibrasi.
Ubahannya dari cover CVT, clutch bell (rumah kopling), clutch pads (kampas kopling), puli driven, clutch spring dan variator spring.
Riding Position Dan Handling
Hampir tidak ada yang berbeda, tinggi jok ke tanah 785, rider berpostur 168 cm masih harus jinjit. Posisi setangnya masih sama seperti versi sebelumnya, nyaman membuat badan rileks saat berkendara.
Namun posisi saklar sulit dijangkau untuk rata-rata tangan orang Indonesia yang berukuran imut.
Suspensi juga tak ubahnya versi sebelumnya, masih keras untuk rider dengan bobot 57 kg. Padahal suspensi belakang sudah di posisi paling lembut dari 4 setelan yang disediakan.
Efek positifnya motor lebih stabil saat kecepatan tinggi baik lurus maupun menikung, berkendara dengan motor ini jika melewati jalan rata sih enak.
Tapi harus hati-hati saat menikung, jalan berlubang dan polisi tidur karena standar tengah rawan mentok.
Performa
Inilah sisi perubahan yang paling terasa berkat teknologi i-get, akselerasi awalnya halus banget! Minim getar saat pertama kali membuka gas.
Getaran justru terasa setelah deselerasi dan putar gas kembali, itupun kecil tidak mengganggu.
Karakter mesinnya responsif sampai 40 km/jam tergolong smooth, buka gas sampai mentok pun mesin mengalir santai tidak menghentak. Jadi nyaman saat stop and go dan merayap di kemacetan.
Konsumsi Bensin
Dites dengan berbagai kondisi jalan dan dengan karakter agresif, teknologi terbarunya terbukti membuat konsumsi bahan bakar lebih efisien.
Menggunakan bahan bakar Pertamax oktan 92 mampu mencatatkan 38 km/l sedangkan versi sebelumnya hanya 36 km/l.
Data Test
0-60 km/jam: 10,2 detik
0-80 km/jam: 17,8detik
0-100 km/jam: 38,1 detik
0-100 meter: 9,6 detik (58,7 km/jam)
0-201 meter: 15,4 detik (85 km/jam)
0-402 meter: 24,2 detik (89,4 km/jam)
Top speed spidometer: 117 km/jam
Top speed Racelogic 101,3 km/jam
Konsumsi BBM: 38 km/liter
Data Spesifikasi:
Mesin: i-get, 4 langkah, silinder tunggal, 3 katup
Sistem Pembakaran: Injeksi
Kapasitas: 124,5 cc
Daya Maksimum: 10,2 dk / 7.600 rpm
Torsi Maksimum: 10,2 Nm / 6.000 rpm
Sistem Pendingin: Sirkulasi udara tekan
Transmisi: CVT
Suspensi Depan: Lengan tunggal dengan pegas helikal dan peredam kejut tunggal hidrolik
Suspensi Belakang: Peredam kejut tunggal dengan 4 tingkat setelan kekerasan
Rem Depan: Cakram 200 mm
Rem Belakang: Tromol 110 mm
Ban Depan: Tubeless 110/70-11"
Ban Belakang: Tubeless 120/70-10"
Panjang: 1.770 mm
Lebar: 705 mm
Jarak Sumbu Roda: 1.280 mm
Jarak Jok ke Tanah: 785 mm
Kapasitas Tangki: 7 liter
Emisi: EURO 3
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR