Otomotifnet.com - Royal Enfield Continental GT 650 secara tampilan jelas khas sebagai sebuah cafe racer klasik yang sudah mendapat sentuhan fitur modern, seperti rem dengan ABS.
Lalu bagaimana dengan posisi duduk dan karakter handling, apakah juga khas cafe racer yang lebih pas buat kebut-kebutan dan bikin pegal pinggang?
Riding position Continental GT lumayan menunduk berkat penggunaan setang clip-on.
Meski begitu, posisi setang masih berada di atas tangki. Sehingga posisi berkendara tidak terlampau rebah seperti motor sport murni.
Baca Juga: PCX 160 Bikin Penasaran Pemilik PCX Lawas, Apa Kata Mereka Setelah Mencoba?
Penempatan footstep pun sedikit lebih mundur dan naik jika dibandingkan dengan Interceptor, posisi kaki jadi lebih ke belakang.
Akibatnya lutut jadi lebih sering bertemu dengan cylinder head.
Namun tenang saja, tetap aman berkat pelindung dari besi yang terdapat di ujung kepala silinder.
Besi ini pula yang memastikan panas mesin tidak langsung merambat ke kaki ketika bersentuhan dengan kepala silinder.
Posisi berkendara seperti ini membuat handling terasa lebih tajam. Karena bobot jadi lebih condong ke depan, membuat grip ban depan jadi lebih baik.
Sudah begitu dengan setang clip on, motor jadi lebih sigap dikendalikan.
Conti GT punya tinggi jok 793 mm, sedikit lebih rendah dari Interceptor (804 mm).
Busa jok yang lebih tipis di bagian pengendara membuat test rider dengan postur badan 170 cm dan bobot 60 kg dapat menapakkan kaki dengan sempurna. Tambah pas apabila menggunakan sepatu boots.
Baca Juga: Aerox 155 Stroke Panjang, Jadi 171 Cc, Muntahkan Tenaga 20,45 Dk!
Secara bobot ternyata lebih ringan dari Interceptor, 198 kg tanpa bahan bakar. Tepatnya lebih ringan 4 kg.
Meski begitu, ketika mendirikan motor dari posisi standar samping terpasang terasa berat. Kaki dan tangan harus sigap agar tidak jatuh ke samping.
Secara spesifikasi Conti GT dan Interceptor berbagi suspensi yang sama. Sok depan teleskopik berdiameter as 41 mm dengan travel 110 mm.
Suspensi belakang ganda punya travel 88 mm. Sok belakang ini dilengkapi reservoir gas terpisah serta dapat disetel preload sebanyak 5 tingkat.
Keduanya dapat meredam getaran di semua kondisi jalan dengan baik. Terutama jalan ‘keriting’ dan speed trap yang kerap dijumpai di jalan.
Sasis twin cradle tubular steel frame cukup spesial karena turut dikembangkan dengan bantuan Harris Performance dari Inggris. Karakternya kaku dan nurut diajak menikung.
Yang jadi persoalan, setingan suspensi terasa plek-ketiplek dengan Interceptor.
Rasanya terlalu empuk, terutama di depan yang tidak dapat diseting. Rebound suspensi depan terasa terlalu cepat.
Bagian depan seperti dikocok-kocok saat melewati tikungan panjang.
Rasanya RE perlu menyeting ulang pada bagian suspensi di Continental GT. Apalagi tipe ini lebih kental dengan rasa sporty berkat gaya café racer yang diusung.
Meski begitu untuk selap-selip di antara mobil yang mengantri di kemacetan tetap baik.
Bahkan lebih baik dari Interceptor berkat setang clip-on yang lebih sempit.
Tidak takut ujung setang dan spion terantuk bodi mobil. Hanya saja memang harus memperhatikan lebar knalpot standar yang berukuran besar di kanan dan kiri motor.
Jok ala single seater pun masih nyaman dipakai berboncengan, tanpa ada complaint berarti.
Penempatan behel di buritan juga sangat disukai penumpang sebagai tempat berpegangan. Rangga
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR