Otomotifnet.com - Kalau ada yang cari big bike bergaya retro yang nyaman saat dinaiki, Moto Guzzi V7 III Stone bisa jadi salah satu pilihan.
Sejak menduduki jok yang punya tinggi jok 770 mm begitu terasa. Joknya punya busa empuk dan kulit yang lentur. Ukurannya tidak terlalu lebar.
Pengendara dengan postur 170 cm dan bobot 60 kg dapat duduk dan menapakkan kaki ke tanah tanpa harus jinjit.
Tangki yang besar dan panjang memisahkan jok dan area setang.
Baca Juga: Mahal tapi Layak Koleksi, Vespa 75th Anniversary, Ini Istimewanya
Sebagai motor bergaya retro, V7 III Stone dilengkapi setang model pipa yang lebar.
Ditambah raiser yang cenderung miring, setang jadi lebih mundur. Hasilnya saat berkendara dada jadi membuka dan rider terlihat gagah.
Posisi badan pun tegak dengan posisi kaki yang pas. Hasilnya jadi tetap nyaman saat berkendara dalam durasi lama.
Meski tangki bensin lebar, di area yang bersentuhan dengan jok punya ukuran lebih langsing.
Sehingga nyaman dijepit paha dan kaki tidak sampai membuka lebar.
Ketika dibawa jalan, mesin V-Twin melintang tidak sampai bersentuhan dengan kaki. Sudah gitu panasnya juga tidak terasa. Top deh!
Padahal mesin v-twin 90 derajat berkonfigurasi transversal atau melintang yang diusung punya kapasitas cukup besar, 744 cc dan sangat dekat kaki.
Lanjut ke kenyamanan, suspensi depan teleskopik non-adjustable punya redaman baik kala melewati jalan keriting dan berlubang.
Baca Juga: Vespa GTS Mendapatkan Penyegaran Warna, Tampil Spoty Hingga Elegan
Sokbreker belakang ganda dari Kayaba juga memberikan impresi serupa. Per belakang pada sokbreker punya dua tingkat kekerasan berbeda atau progresif.
Serta dapat disetel preload dengan memutar ulir di bagian bawah sok.
Cuma yang jadi catatan adalah karakter handlingnya, yang saat dipakai manuver cepat V7 III Stone terasa ‘malas’.
Rasanya tak selincah Royal Enfield Continental GT 650 dengan sasis racikan Harris Performance seperti yang pernah kami coba.
Konfigurasi suspensi yang empuk ditambah bobot basah mencapai 209 kg nampaknya punya andil di sini.
Dalam hal ini masih terbilang wajar, karena V7 III Stone didesain sebagai motor yang dipakai untuk menikmati jalan, alih-alih dipakai untuk adu kelincahan.
Makanya terasa stabil dan antep sepanjang menemani mengarungi jalanan ibu kota.
Satu lagi catatannya, saat dipakai berboncengan ternyata ada keluhan dari penumpang, yaitu behel yang absen sehingga menyulitkan dalam berpegangan.
Baca Juga: Test Ride Moto Guzzi V7 III Racer 10th Anniversary, Moge yang Irit?
Oiya ketiadaan hugger atau sepatbor kolong, membuat cipratan air serta lumpur mengenai kaki bagian belakang dan samping ketika melewati genangan atau sat hujan.
Selain itu, cipratan juga langsung mengarah ke belakang mesin dan propshaft.
Untungnya penghubung pada sistem gardan dilengkapi karet yang kuat dan tebal, jadi tetap terlindungi.
Mau merasakan kenyamanannya juga? Wajib coba! Sambangi saja jaringan dealer Motoplex.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR