Otomotifnet.com - Berawal dari hobi yang tersalukan lewat balap rally kelas Retro, Brata Mugi jadi makin menyukai mobil-mobil tua untuk didandani.
Contohnya ia pernah ‘membangun’ Toyota Corolla dan BMW E30 jadi mobil rally.
Nah, sekarang yang jadi inspirasi Brata adalah membangun Swift MK1 GTi.
Soalnya menurut Brata, mobil Suzuki ini banyak juga dipakai untuk kejuaraan rally internasional.
Baca Juga: Suzuki Swift Mk1 2 Pintu Cuma 120 Unit, Mirip Starlet Dan Charade
Untuk merealisasikan niatnya itu, hatchback Suzuki dua pintu keluaran 1985 yang di Indonesia bernama Forsa, jadi pilihan.
Oiya, saat didatangkan ke Indonesia utuh dari Jepang, Suzuki SA310 yang di Jepang dipanggil Swift ini konon hanya berjumlah 120 unit saja.
Sekadar info, umumnya pemilik SA310 di Indonesia lebih suka merestorasi tampilannya seperti awal produksi, alias standar.
Nah, bisa jadi kepunyaan Brata ini satu-satunya di Tanah Air yang dimodifikasi jadi mobil reli.
Ubahan mobil ini dipercayakan pada Ramadhan Dede, punggawa D2 Motor Jl. H. Muin, Depok, Jawa Barat, yang juga keponakan Brata.
Pada sisi eksterior, Dede mengganti spion pakai punya Swift keluaran lokal, yang sebetulnya bisa elektrik tapi tidak difungsikan.
Kemudian bibir spakbor depan dan belakang dicoak sedikit lebih tinggi, lalu ditambahkan over fender.
Oiya, sebelumnya wheelbase sedikit dimundurkan (diperpanjang) pada bagian belakang.
Baca Juga: Suzuki Swift, Amenity, Cultus 2 Pintu Kompak Parkir Bareng di Pondok Indah
Untuk sisi buritan, tak terlihat ada ubahan yang berarti, lampu-lampunya semua masih standar.
Hanya kaca belakang yang tadinya ada wiper, oleh Ramadhan dihilangkan.
Beralih ke kaki-kaki, untuk pelek andalkan Hartge OZ ukuran 14x7 inci sewarna bodi (putih).
Pelek ini lantas dibalut ban Dunlop Direzza berprofil 185/65 R14.
Oiya, tadi disinggung kalau wheelbase dimundurkan sedikit, menurut Dede langkah tersebut lantaran ia melakukan perubahan pada sistem suspensi.
Bila tadinya menganut per daun, olehnya diubah jadi pakai coilover biar handling mobil jadi lebih mantap saat manuver.
“Yang paling susah mengerjakan proyek ini saat mengubah sistem kaki-kaki.”
“Tujuannya dipasangkan coilover Bilstein ini, agar handling mobil bisa lebih maksimal,” beber Dede sembari kasih tau sokbreaker depan juga menggunakan brand yang sama.
Baca Juga: Radiator Jangan Cuma Kuras Cairan Pendinginnya Saja, Lakukan Ini Juga!
anjut masuk ke interiornya, tampak jok driver maupun co-driver, shiftknob hingga seat belt sudah menggunakan produk Sparco.
Lalu di bagian depan jok navigator, terlihat ada pijakan kaki atau dek yang dibikin dari plat aluminium bermotif bolong-bolong.
Nengok ke arah dashboard, rupanya sudah diganti pakai punya Forsa 4 pintu keluaran 1987.
Secara lay out, tampilan meter cluster-nya sih hampir sama.
Bedanya, untuk yang rakitan lokal ada indikator RPM-nya, sementara versi Jepang malah enggak ada.
Tak ketinggalan rollbar 6 titik dari bahan seamless juga dipasang.
Selanjutnya di dekat tuas persneling terlihat ada saklar engine cut-off untuk keamanan.
Kabin belakang dibiarkan kosong, namun di sana terlihat ada aki yang semula ada di ruang mesin.
Baca Juga: Mitsubishi L300 Ada Banyak Pintunya, Dari Food Truck Jadi Angkut Motor
Untuk sektor dapur pacu, karena mesin asli Swift 2 pintu ini hanya 1.000 cc 3 silinder, Brata dan Dede sepakat menggantinya dengan mesin Suzuki lainnya berkode G13B 4 silinder SOHC 16 valve injection, yang volume silinder 1.300 cc.
“Mesin ini tinggal pasang saja tanpa perlu mengubah konstruksi dudukannya. Hanya aki Amaron yang kita pindahkan ke kabin belakang,” papar Dede sembari kasih tau ECU-nya pakai bawaan mesin tersebut.
“Masih ada rencana untuk menambahkan Swift 2 pintu ini dengan varian GTi,” ujar Brata yang akhirnya jadi sayang dengan mobil ini kalau diikutkan ke ajang rally, jadinya buat dipakai harian saja. Ealaahh..
Oiya, menurut Brata misalnya mobil ini jadi diikutsertakan dalam kompetisi rally nasional, ia masuk kategori kelas F1 yang lawannya Honda Brio dan Toyota Yaris. Wuih.. gass lah Om!
DATA MODIFIKASI
Mesin : G13B (c/w gearbox), air filter Apexi, fuel pressure regulator Tomei
Kaki-kaki : Coilover shock Bilstein (depan & belakang), convert to 4-link pillow ball (belakang), pelek Hartge by OZ 14x7", ban Dunlop Direzza 185/65R14
Interior : Rollcage seamless 6 titik, Jok Sparco, seatbelt Sparco, setir Sparco, shiftknob & intercom by Sparco, ignition switch by Longacre
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR