Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Ninja 250 FI Punya Problem Khas, Hampir Semua Pernah Mengalami!

Fariz Ibrahim - Sabtu, 2 Oktober 2021 | 16:35 WIB
Kawasaki Ninja 250 FI generasi pertama yang diluncurkan sejak tahun 2012
Dok. Otomotif
Kawasaki Ninja 250 FI generasi pertama yang diluncurkan sejak tahun 2012

 

Otomotifnet.com - Kawasaki Ninja 250 FI generasi pertama dipasarkan 2012-2018, berarti sekarang berusia antara 3-9 tahun.

Usia segitu pasti sudah banyak ditemukan problem khas, nah apa saja dan bagaimana perbaikannya?

Paling jamak problemnya ternyata bendik starter ngadat. Bendik atau relay ini fungsinya sebagai penghubung antara tombol starter, aki dan dinamo starter. Kalau sudah rusak tentu akan membuat momen menyalakan mesin jadi sulit.

“Hampir 99% pemilik Ninja 250 FI pasti pernah ngerasain, gejala rusaknya mulai susah buat starter. Kalau udah parah ya sama sekali gak bisa starter,” sebut Ermawan dari KLR Racing, yang merupakan bengkel spesialis Ninja series.

Baca Juga: Kawasaki Ninja Versi Pelajar Meluncur, Irit Bensin Tapi Harganya Bikin Melongo

Bendik starter jadi yang paling sering terjadi mati, lebih efisien dan kuat bisa pakai R25
istimewa
Bendik starter jadi yang paling sering terjadi mati, lebih efisien dan kuat bisa pakai R25

Saat perbaikan, jangan kaget dengan harganya, karena ternyata lumayan menguras kantong, begitu juga bendik starter ini.

“Harganya bisa sampai Rp 500 ribuan, dia sama kaya ER-6n. Mau lebih murah dan lebih kuat bisa pakai punya R25, cuma kabelnya kebalik,” sambung Bidoy panggilan akrabnya.

Problem berikutnya ada pada adjuster tensioner yang menonjok lidah tensioner agar keteng tetap kencang.

Di atas 20.000 km kabarnya akan mulai bunyi kasar dari mesin, itu akibat keteng yang kendur, selain rantainya aus, itu juga karena adjuster tensioner yang mulai lemah menekan.

Baca Juga: Kawasaki Ninja 250 Terhindar Dari Mogok, Kuras Tangki Begini Caranya

Tensioner lemah menyebabkan bunyi ngecrek, bisa ganti model manual agar lebih awet
istimewa
Tensioner lemah menyebabkan bunyi ngecrek, bisa ganti model manual agar lebih awet

Tensioner kena biasanya suara mesin ngecrek pas dingin, kalau mesin anget suaranya mulai hilang, tapi kalau udah parah akan ngecrek terus. Dibeliin tensioner orisinal nanti balik begitu lagi, kalau mau awet pakai tensioner yang manual,” sahut Imam Gunawan, kepala mekanik Sportisi Motorsport.

Berikutnya ada permasalahan pada throttle body, tepatnya pada sensor secondary throttle yang buka tutupnya diatur oleh ECU.

“Bisa karena servonya mati atau serabut kabel di kabel bodi mulai berjamur atau hangus, jadi emang perlu dicek satu persatu,” jelas Bidoy yang bengkelnya ada di Jl. Kalisari Lapan No. 29, Jaktim.

Gejalanya akan terasa seperti motor brebet karena bensin yang terlalu kaya, ditambah rpm yang sulit berkitir karena hanya katup butterfly utama yang terbuka.

Sensor secondary throttle kerap bermasalah, bikin motor brebet!
Dok. Otomotif
Sensor secondary throttle kerap bermasalah, bikin motor brebet!

Baca Juga: Biar Duit Enggak Langsung Habis, Simak Cicilan Ninja ZX-25R Mulai Rp 2 Jutaan

Dinamo kipas radiator mati gak sampai kilometer tinggi, bisa merusak mesin karena overheat
Dok. Otomotif
Dinamo kipas radiator mati gak sampai kilometer tinggi, bisa merusak mesin karena overheat

“Motor kayak kebasahan, karena katup yang depan terbuka tapi katup keduanya nutup. Solusinya ganti throttle body atau lepas sekalian katup keduanya, tapi check engine jadi nyala,” ucap Danu Andri Wibisono punggawa Duta Motorsport (DMS).

Problem khas lainnya kipas radiator yang mati, tentu bikin mesin overheat dan dapat berakibat fatal.

“Kipas radiator gampang mati, ada yang baru 16.000 km mati. Sepaket orisinalnya hampir Rp 2,5 juta, bisa ganti dinamonya aja yang aftermarket tapi mesti lihat dinamonya muter berapa ribu rpm, paling enggak mirip dengan standar,” saran Bidoy.

Lumayan juga ya!

Editor : Panji Nugraha
Sumber : Tabloid OTOMOTIF

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa