Memotong Kalimantan Lewat Jalur Dayak, Tiga Biker Temukan Banyak Hal Tak terduga

Iday - Selasa, 11 September 2018 | 14:00 WIB

Ekspedisi Memotong Kalimantan. Pose bersama putri kepala suku (Iday - )

D+4 ; Rabu, 15 Agustus

Karena keletihan kami baru bisa meninggalkan penginapan menjelang tengah hari.

Tidak ada yang istimewa hari ini karena hanya melewati jalan raya hotmix yang lurus dan mulus sehingga terasa membosankan.

Setelah melewati Sampit magribnya beristirahat di sebuah SPBU selepas Pangkalan Bun.

Malamnya kami berada di tengah perkebunan kelapa sawit yang tak berujung, padahal stamina telah kedodoran kering setelah menempuh jarak 450 kilometer.

Dari informasi penduduk diketahui tidak ada penginapan dalam radius 70 kilometer ke depan sehingga begitu menjumpai masjid diputuskan untuk menumpang tidur di terasnya.

D+5 ; Kamis, 16 Agustus.

Sesudah sholat subuh perjalanan dilanjutkan.

Sekarang perjalanan mulai menyenangkan karena jalan lintas kalimantan di sini sangat mulus, sepi dan berkelak-kelok naik-turun.

Kami benar benar kegirangan menemukan jalan raya yang sensasinya sekelas sirkuit supermoto.

Sayang konsentrasi terganggu karena rasa perih dan pedih mulai terasa akibat seminggu duduk di jok supermoto yang keras dan sempit.

Tentunya hal itu menyadarkan supermoto kurang nyaman untuk menjelajah terlalu jauh.

(BACA JUGA: Ngeri-ngeri Sedap! Honda CRF 150L Rasa SE)

Namun itu kami anggap kompensasi atas kelebihan suspensinya yang tangguh, rangka kokoh,tenaga badak dan bobotnya ringan.

Bentuk jok supermoto atau motor offroad sengaja dirancang sempit dan keras agar memudahkan pengendara mengubah posisi duduk untuk menyesuaikan denga karakter lintasan yang harus dilibas dengan agresif.

Di Lamandau yang lokasinya tidak jauh dari perbatasan kami menemukan penginapan, yang biasa pelanggannya adalah para pedagang keliling dan awak truk.

Tarifnya bervariasi mulai Rp 25 ribu semalam untuk lesehan, Rp 100 ribu untuk kamar biasa, dan Rp 200 ribu yang istimewa lengkap dengan kasur empuk, AC, TV dan kamar mandi dalam.

Meskipun hari masih sore namun kami putuskan menghentikan perjalanan dan bermalam di sini.

(BACA JUGA: Bocor Harga Trail Yamaha 150 cc Produksi Indonesia, Kok Mahal?)

SMOG
Salah satu momen isi bensin dalam Ekspedisi Memotong Kalimantan