Otomotifnet.com - Sebanyak tujuh pemilik DFSK Glory 580 Turbo CVT menggugat PT Sokonindo Automobile selaku ATPM DFSK di Indonesia.
Gugatan ini berkaitan dengan keluhan ketujuh pemilik DFSK Glory 580 Turbo CVT lansiran 2018 miliknya yang enggak kuat nanjak.
Baik ketika dicoba ke luar kota maupun stop and go di tanjakan parkiran mall.
Mengulik sedikit, DFSK Glory 580 Turbo ini dibekali dengan transmisi tipe CVT.
Baca Juga: DFSK Glory 580 Turbo CVT Digugat Konsumen, Perkara Enggak Bisa Nanjak
Sesuai dengan keterangan dari Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis Worner Matic yang mengatakan, transmisi CVT punya kelebihan dan kekurangan.
"Dari awal diciptakan transmisi CVT selalu mengedepankan kenyamanan dan efisiensi bahan bakar," ujar Hermas, (4/12/20).
"Karena rasio gigi transmisi CVT yang luas menjaga putaran mesin tetap rendah dalam kecepatan berapapun," sambung Hermas.
Lanjut Hermas, rasio gigi terbentuk dari perubahan diameter sabuk baja (belt) karena gerak melebar atau menyempit primary pulley dan secondary pulley yang diikat belt itu.
"Tidak ada perangkat gir atau mekanikal gerigi jadi tidak ada entakan perpindahan gigi," tutur Hermas.
Di sisi lain penggunaan pulley dan sabuk baja cenderung membuat transmisi CVT tidak bisa menahan torsi berlebih.
Terutama saat mobil melewati medan jalan yang cukup berat, seperti tanjakan curam.
"Namanya belt elastis, kena putaran tinggi dan jepitan besar dari pulley saat tekanan oli besar malah seakan jadi molor," terang Hermas.
"Kembali lagi ke prinsip utama transmisi CVT yang didesain untuk jalan kota atau medan ringan," tekan Hermas.