Otomotifnet.com - Seperti diketahui Kementerian BUMN telah membentuk konsorsium Indonesia Battery Holding (IBH) atau Indonesia Battery Corporation (IBC).
Ditugaskan mengembangkan ekosistem industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari hulu ke hilir.
Holding diresmikan sejak 26 Maret 2021 lalu, yang terdiri dari Mining and Industry Indonesia atau MIND ID, PT Pertamina Persero.
Serta PT PLN Persero, dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, dengan masing-masing kepemilikan saham 25 persen.
Baca Juga: Bukan Main, Pabrik Baterai Hyundai Bisa Penuhi Permintaan 150 Ribu Baterai Mobil Listrik
"Kalau kita bicara ecolifestyle, salah satunya yang ke depan adalah kendaraan bermotor (listrik). Di situlah, kita memastikan, kita tidak hanya menjadi market,”
“Tapi kita menjadi bagian dari ekosistem itu dengan menciptakan yang namanya baterai listrik," sebut Erick Thohir, Menteri BUMN (28/7/2021).
IBC memproyeksikan industri kendaraan listrik berbasis baterai mampu berkontribusi sebesar USD25 miliar, atau setara Rp 360 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia per tahun.
Hal ini disampaikan Komisaris Utama IBC, Agus Tjahajana Wirakusumah. Ekosistem kendaraan listrik juga mampu menghemat anggaran sebesar USD9 miliar atau setara Rp 130 Triliun per tahun.
Proyek Strategi Nasional (PSN) ini pun mampu menyerap 23.000 tenaga kerja.
"Industri baterai ini tumbuh, paling tidak kita memberikan dampak peningkatan PDB sebesar USD25 miliar per tahun. Selain itu, akan ada 23.000 tenaga kerja terserap, dan kita bisa saving USD9 miliar," rinci Agus melalui sebuah Webinar (24/6).
Dilanjut, dari sisi permintaan. Berdasarkan hitungan base case IBC, pada 2035 permintaan kendaraan listrik di Indonesia mencapai 29,3 persen.
Persentase tersebut terdiri atas permintaan Energy Storage System (ESS), Electric Motor Cycle (EMC), dan passenger cars.
Baca Juga: Pertamina Bakal Ganti Atap SPBU Pakai Solar Panel, Untungnya Apa?
Masih menurut Agus, permintaan baterai EV akan tumbuh seiring meningkatnya permintaan. Ia meyakini, pada 2040 total penjualan kendaraan listrik mencapai 57 persen.
"Persentase tersebut karena kesadaran untuk mengurangi emisi gas rumah kaca," imbuhnya lagi.