Pemkot juga mengupayakan satu tarif, yakni untuk penggunaan rute dan armada yang berbeda di tentang waktu kurang dari 2 jam, cukup sekali membayar.
Namun, dalam sepekan Dishub akan terlebih dahulu sosialisasi dengan menggratiskan seluruh rute.
"Selama sepekan, akan dihitung berapa jumlah penumpang, biaya perawatan hingga biaya lainnya," katanya.
"Kemudian, nanti dibandingkan. Berapa kalau (angkutan) pribadi dan berapa kalau naik angkutan umum. Seharusnya, kalau naik ini (feeder) bisa lebih hemat," katanya.
Dalam laporannya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya, Tundjung Iswandaru menyampaikan bahwa feeder tersebut didukung sarana yang nyaman. Serta, memiliki aksesibilitas yang tinggi.
Dengan menggunakan mobil dibanding Bus, feeder bisa menjangkau kawasan permukiman.
Mengoperasikan 52 unit armada, ada 5 rute yang dilayani oleh feeder tersebut.
Di tiap armada, jumlah penumpang yang diangkut maksimal 10-14 penumpang.
Kendaraan injak juga terintegrasi dengan kendaraan umum lainnya.
"Angkutan ini lebih kecil. Sehingga bisa menjangkau wilayah pemukiman atau jalan yang sempit dan mendekatkan masyarakat. Juga transportasi yang terintegrasi dengan transportasi di Surabaya," kata Tundjung.
Untuk memangkas waktu tunggu, pihaknya juga menyiapkan armada yang cukup di tiap rutenya. "Kami menargetkan waktunya (headway) ideal di 12-15 menit," katanya.
Baca Juga: Angkot di Surabaya Naik Kelas, Basis Toyota HiAce, Anti Gerah dan Tanpa Ngetem