Otomotifnet.com - Saat mengemudi di tengah hujan ditambah genangan air di jalanan, waspada risiko Aquaplaning.
Aquaplaning atau hidroplaning merupakan suatu kondisi dimana ban mobil kehilangan daya cengkram (grip) ke jalan, kondisi ini seakan ban mengambang akibat genangan air di bawah ban, sehingga mobil sulit untuk dikendalikan.
Apriyanto Yuwono, National Sales Manager Passenger Car Radial PT Hankook Tire Sales Indonesia mengatakan ada 2 faktor yang menyebabkan aquaplaning.
Faktor yang pertama mengemudi dengan kecepatan yang sangat tinggi dalam kondisi jalan basah, biasanya terjadi antara kecepatan 72 - 93 km/jam.
Faktor yang kedua tapak ban yang sudah tidak prima lagi atau kembangannya mulai tipis.
Ban yang mampu melaju di kondisi basah harus memiliki pola tapak dengan jalur lurus untuk air sehingga air dapat terpecah ke depan maupun ke belakang.
Maka desain pola, penempatan, dan kedalaman tapak juga berpengaruh untuk meningkatkan cengkraman ban pada permukaan basah.
Ketika tapak ban sudah tidak solid, maka risiko mengalami aquaplaning menurun ke kecepatan 50 Km/jam.
Baca Juga: Menyangkut Keselamatan, Sebelum Mudik Cek 5 Tanda Ban Mobil Perlu Ganti
Jika kedalaman tapak sudah menyentuh angka 3,18 mm, maka ban tersebut sudah mulai kehilangan kemampuan traksi dalam kondisi basah.
Cara Mencegahnya
Periksa kondisi Ban
Pastikan ban kendaraan dalam kondisi yang baik dan tidak aus. Sebab, seperti dipaparkan sebelumnya, ban yang aus akan memperburuk risiko aquaplaning.
Jadi sebelum berkendara saat hujan, periksa ketebalan ban mobil dan usakan jaga kecepatan agar tidak terjadi aquaplaning.
Sekedar informasi, untuk mengetahui ban mobil sudah botak atau tidak, Anda bisa mengeceknya melalui TWI (Tread Wear Indicator) yang terletak di dinding ban.
Setelah tanda segitiga atau TWI ditemukan, kita lihat telapak bannya searah dengan taanda TWI tersebut, bentuknya tipis dan terletak di antara alur telapak ban.
Pada ban dengan kondisi baru posisinya akan berada di bagian dalam, tapi seiring penggunaan ban posisinya bisa sejajar dengan alur telapak ban.
Nah apabila TWI sudah menyentuh rata dengan telapak ban, artinya kembang ban sudah tipis dan sudah waktunya diganti.
Perhatikan Kecepatan kendaraan
Seperti yang sudah dibahas di awal, kecepatan menjadi faktor penyebab terjadinya aquaplaning.
Saat berkendara di jalan yang basah, maka segera kurangi kecepatan kendaraan.
Pasalnya, jika kendaraan Anda bergerak semakin cepat, maka akan menyebabkan semakin sulit ban mengalirkan air dari bawah ban.
Jaga Jarak Aman dan Hindari Pengereman Mendadak
Hal lainnya yang tak kalah penting dilakukan adalah menjaga jarak aman antara kendaraan Anda dan kendaraan di depan kalian.
Dengan begitu, Anda memiliki lebih banyak waktu untuk bereaksi jika terjadi aquaplaning.
Juga hindari melakukan rem mendadak. Sebab, rem mendadak bisa menyebabkan ban terkunci dan kendaraan hilang kendali.
Hindari Ban dalam Kondisi Overinflated
Risiko aquaplaning lainnya dapat diperburuk oleh ban yang terlalu keras atau dalam kondisi overinflated.
Hindari Menikung Secara Tiba-tiba
Hindari menikung secara tiba-tiba di jalan yang basah.
Sebab, hal ini dapat membuat kendaraan kehilangan traksi.
Gunakan Ban Khusus untuk Cuaca Basah
Kalian dapat mempertimbangkan memakai ban khusus yang dirancang untuk kondisi cuaca basah.
Pasalnya, ban ini memiliki profil lebih baik dalam mengalirkan air dari bawah ban.
Baca Juga: Bikin Bingung, Ternyata Ini Lima Penyebab Ban Mobil Berdecit Saat Belok