Di Depan Mahasiswa UGM, TMMIN Pamer Teknologi Hidrogen di Toyota Mirai

Harryt MR - Kamis, 9 November 2023 | 20:40 WIB

Toyota Mirai mulai diproduksi secara massal pada 10 tahun lalu, tepatnya di tahun 2014. Mirai saat ini merupakan generasi ke-2 yang diluncurkan pada tahun 2019 silam (Harryt MR - )

Otomotifnet.com - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) kembali menggelar seminar nasional, yang kali ini dihajat oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta (08/11/2023).

Seminar nasional tersebut bertemakan “Percepatan pengembangan ekosistem hidrogen di sektor industri dan transportasi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 di Indonesia.” 

Tema ini dinilai TMMIN selaras dengan potensi permintaan hidrogen khususnya di sektor transportasi yang semakin agresif. 

Oleh karenanya, bersamaan dengan tema tersebut. TMMIN melihat peluang besar kendaraan elektrifikasi di Tanah Air, dengan memanfaatkan teknologi Hidrogen.

Diketahui, Toyota sudah lama mengimplementasi teknologi hidrogen dengan memasarkan mobil Toyota Mirai. Yakni berbasis Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV).

Di depan mahasiswa UGM, Toyota pamerkan teknologi Toyota Mirai, yang tak lagi mengandalkan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Teknologi hidrogen menjadi opsi pengembangan bagi industri khususnya manufaktur otomotif. Toyota Motor Corporation (TMC), dikenal sebagai salah satu leader teknologi hidrogen.

Toyota Mirai mulai diproduksi secara massal pada 10 tahun lalu, tepatnya di tahun 2014. Mirai saat ini merupakan generasi ke-2 yang diluncurkan pada tahun 2019 silam.

Baca Juga: Begini Cara Toyota Cetak SDM Spesialis Untuk Industri Elektrifikasi

Selain teknologi FCEV, Toyota juga tengah mengembangkan kendaraan dengan mesin pembakaran internal bertenaga hidrogen (Hidrogen Internal Combustion Engine / HICEV).

Hal ini menandai langkah baru teknologi Toyota untuk mencapai komitmen pencapaian NZE (Net Zero Emmission) global pada 2050. 

Disampaikan oleh Bob Azam, Wakil Presiden Direktur TMMIN. Toyota Mirai kini dapat disaksikan secara langsung di fasilitas xEV Center.

Fasilitas tersebut merupakan sarana pembelajaran dan pengembangan kapabilitas elektrifikasi, serta energi hijau milik PT TMMIN.

“Kedepannya xEV Center akan meningkatkan fasilitasnya sebagai Toyota Capability Center dengan perluasan area Eco Renewable Energy dan Research lalu akan diikuti dengan area Mobility,”

“Dengan fokus utama bagi elektrifikasi teknologi di tahap pertama, fokus pada energi hijau akan menjadi target TMMIN di fase kedua Pembangunan xEV center,”

“Sementara Mobility akan menjadi fokus di fase ketiga,” beber  Bob Azam menambahkan.

Baca Juga: Innova Zenix dan Yaris Cross Disebut, Ini Data Ekspor Toyota Indonesia di Semester 1 2023

Ia melanjutkan, Toyota Indonesia percaya harus ada solusi praktis dan berkelanjutan dengan menggabungkan berbagai pilihan dan teknologi.

Seperti LCGC, flexy engine, HEV, PHEV, BEV, hingga hidrogen yang pada akhirnya menyesuaikan kebutuhan konsumen yang beragam. 

Di xEV center, juga akan menghadirkan teknologi renewable energy seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), kincir angin, kincir air, hidrogen, hingga panel surya.

xEV center bakal memperlihatkan ekosistem elektrifikasi dari hulu hingga hilir. Sedangkan pada fase Mobility, xEV center akan menghadirkan showcase mengenai Intelligent Transport System.

Mash dalam rangkain seminar nasional TMMIN bersama UGM, diungkap potensi besar EBT (Energi Baru Terbarukan) hidrogen yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Terutama tersebar di Kalimantan Utara, Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Papua. 

Pemerintah mengklaim Indonesia memiliki potensi memproduksi listrik dari EBT dengan kapasitas 3.000 gigawatt (GW) dan potensi tersebut baru dimanfaatkan sekitar 12,5 GW saat ini.

Sehingga Pemerintah optimis dapat menambah produksi listrik dari sumber EBT hingga mencapai 21 GW sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021–2030. 

Bahkan negara tetangga Singapura telah menyatakan menyerap hidrogen hijau produksi Indonesia untuk kebutuhan domestiknya.

Baca Juga: Di Era Elektrifikasi, Toyota Ingin Jadi basis Produksi di Asia Pasifik

Menyadari masa depan hidrogen terutama di sektor industri transportasi yang bisa berkontribusi bagi terkejarnya target netralitas karbon Pemerintah di tahun 2060.

“Pemanfaatan multi teknologi dari berbagai sumber energi yang berfokus pada reduksi emisi, manjadi suatu keniscayaan untuk mengejar target NZE demi masa depan hijau bagi seluruh generasi,”

“Terutama di sektor transportasi yang digadang-gadang menjadi salah satu fokus utama dalam dekarbonisasi,” jelas Nandi Julyanto, Presiden Direktur TMMIN, saat membuka seminar nasional di UGM Yogyakarta.

Ia melanjutkan, melalui aktivitas seminar nasional ini akan memaparkan tantangan sosial-ekonomi dan transformasi digital dalam pengembangan energi alternatif di sektor transportasi.

“(Yakni) menuju NZE 2060 di Indonesia yang memfokuskan pada teknologi hidrogen,” imbuh Nandi.