Terungkap Fakta Pabrik Baterai Hyundai LG, Bikin Happy Presiden Jokowi

Harryt MR - Kamis, 4 Juli 2024 | 18:34 WIB

Kapasitas produksi pabrik baterai Hyundai LG mencapai 10 GWh dalam setahun. Nilai investasi sebesar Rp 13,5 triliun. Berdiri di lahan seluas 319.000 meter persegi (Harryt MR - )

Otomotifnet.com - Terpantau di Instagram pribadi Presiden Joko Widodo (Jokowi), peresmian pabrik baterai Hyundai LG Indonesia merupakan upaya membangun ekosistem EV (Electric Vehicle) di Indonesia.

Seperti diketahui, perusahaan joint venture antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution telah resmi memulai produksi lokal sel baterai EV di Indonesia (3/7/2024).

Perkawinan dua perusahaan raksasa asal Korea Selatan tersebut, menghasilkan entitas bisnis baru, yaitu PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power.

Tak main-main, fasilitas dan kapasitas produksi pabrik baterai HLI Green Power diklaim berkelas dunia. Lokasinya berpusat di Karawang, Jawa Barat.

Dibekali teknologi mumpuni, yang menjadikan pabrik sel baterai EV pertama dan terbesar di Asia Tenggara.

Kapasitas produksi mencapai 10 GWh dalam setahun. Dengan nilai investasi sebesar Rp 13,5 triliun. Berdiri di lahan seluas 319.000 meter persegi.

Tentu keberadaan pabrik baterai HLI Green Power membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal.

Sekaligus menjadi bukti komitmen Hyundai Motor Group dalam mengembangkan ekosistem EV di Indonesia.

Sel baterai akan dirakit menjadi battery pack oleh PT Hyundai Energy Indonesia, dan nantinya dimuat dalam kendaraan Hyundai Kona Electric buatan Indonesia.

Baca Juga: Tujuh Fakta Menarik Pabrik Baterai Hyundai, Bikin Jokowi Ekspresi Begini

Pabrik ini akan memproduksi hingga 50.000 Battery System Assemblies (BSA) untuk BEV setiap tahunnya.

Kedua pabrik tersebut akan melengkapi PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) yang telah memproduksi IONIQ 5, EV pertama produksi lokal di Indonesia. 

Fasilitas ini akan meningkatkan kapasitas produksi EV menjadi 70.000 unit pada tahun ini, dengan total kapasitas produksi 150.000 unit per tahun.

Melengkapi ekosistem EV di Indonesia, Hyundai juga membangun lebih dari 240 jaringan stasiun pengisian daya, termasuk Ultra Fast Charging Station tercepat di Indonesia. 

Bersertifikat IP54, Ultra Fast Charging Station tersebut tahan terhadap air dan aman dalam kondisi hujan.

Selain itu, Hyundai telah menerapkan sistem daur ulang baterai EV yang memiliki masa pakai dengan periode penggunaan terbatas, dikenal sebagai Used Battery Energy Storage System (UBESS). 

Sistem ini menggunakan kembali baterai yang telah terpakai menjadi unit penyimpanan energi, dengan potensi untuk memfasilitasi distribusi energi ke daerah-daerah terpencil.

Baca Juga: Bangun Pabrik Baterai EV di Karawang, Hyundai LG Rogoh Kocek Segini

Hyundai Motor Group disebut terus berkolaborasi dengan pemerintah dan pihak swasta untuk menyediakan infrastruktur pengisian daya EV di seluruh Indonesia.

Lanjut, Hyundai Motor Group menjadi brand pertama di industri otomotif Indonesia yang memberikan investasi substansial di pengembangan ekosistem EV.

Mulai dari mengolah bahan baku, memproduksi sel baterai dan battery pack, memproduksi EV, dan mengembangkan jaringan stasiun pengisian daya nasional yang 100% dibuat di Indonesia.

“Kompetisi kita dengan negara lain saya rasa bisa kita menangkan karena kita mempunyai tambangnya disini. Mulai dari nikel, bauksit, tembaga, smelter,”

“Kemudian baterai EV dan pabrik mobilnya juga ada disini terintegrasi dalam sebuah ekosistem mobil listrik,” jelas Presiden Jokowi dalam sambutannya.

Ia melanjutkan, dirinya sangat menghargai investasi mobil Hyundai dan grand package ekosistem baterai listrik yang terintegrasi antara Hyundai dan LG. 

“Semoga ini menandai semakin baiknya hubungan antara Republik Korea dan Indonesia,” imbuh Presiden Jokowi.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Hyundai Pilih Karawang Jadi Lokasi Pabrik Baterai

Peresmian operasional produksi sel baterai HLI Green Power turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan.

Lalu Menteri Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia, Bahlil Lahadalia. Menteri Perdagangan Republik Korea, Inkyo Cheong.

Serta Duta Besar Republik Korea untuk Republik Indonesia Lee Sang Deok. Executive Chair Hyundai Motor Group, Euisun Chung bersama pemangku kepentingan utama lainnya.

"Penyelesaian fasilitas ini merupakan sumber kebanggaan bagi kita semua," jelas Euisun Chung, Executive Chair Hyundai Motor Group. 

Masih menurutnya, hal ini adalah bukti kemajuan yang telah dicapai dan tanda kuatnya kolaborasi yang dilakukan.

“Kolaborasi ini menegaskan kembali bahwa dengan bekerja sama, Hyundai dan Indonesia dapat membentuk masa depan ekosistem EV, tidak hanya di Asia tapi di seluruh dunia," sambung Euisun.