D+1, Minggu, 12 Agustus.
Esoknya mengikuti jalan raya Lintas Kalimantan ke arah barat yang jalurnya menerobos pegunungan Meratus yang ditutupi hutan lebat sampai memasuki provinsi Kalimantan Kalimantan Tengah.
Di perbatasan ini tidak terdapat jaringan listrik bahkan sinyal telephone apalagi internet sulit didapat.
Aspal mulus sekarang berubah menjadi berantakan bahkan beberapa ruasnya hancur sama sekali menyisakan serakan batu bekas pondasi dan gumpalan tanah.
Bisa dikatakan dari 400 kilometer jarak yang ditempuh hari ini separuhnya adalah jalur maksiat yang menyakitkan.
Kondisi ini masih diperparah dengan cuaca panas yang sangat ekstrem sehingga stamina kami cepat terkuras membuat perjalanan terasa berat.
(BACA JUGA: Dari Pabriknya Postur Kawasaki KLX 150S Memang Pendek, Seruput Saja Obat Peninggi Sokbreker Depan)
Saat dipaksa mengejar target sementara kondisi fisik sudah kelelahan membuat beberapa kali tidak mampu lagi menghindari lubang.
Di sini supermoto menunjukan superioritasnya karena rangka dan suspensi yang kokoh meyakinkan untuk menghajar satu demi satu lubang yang tak terhitung banyaknya meskipun laju motor antara 60-70 kilometer perjam.
Sorenya kami mencapai seberang Muara Enim di provinsi Kalimantan Tengah namun tidak memasuki kota itu.
Karena ada jalan pintas yang bisa menghemat jarak tempuh sampai 20 kilometer bila menyeberangi sungai Barito dengan perahu.
Sehabis magrib perjalanan dilanjutkan dan 3 jam kemudian sampai di Purukcahu setelah mengikuti jalan aspal hotmix yang mulus dan berkelok-kelok naik-turun menembus hutan yang gelap.
(BACA JUGA: Juragan Celana Ngidam Motor Eropa, Kawasaki KLX 150 Jadi Pelampiasan)
Editor | : | Iday |
KOMENTAR