Contohnya saat melahap tikungan ‘S’ kecil, di mana motor harus berubah posisi dari kanan ke kiri dengan cepat, tidak ada rasa limbung atau setang yang sulit dikendalikan.
Oiya karena setangny juga lebih lebar, ini membuat posisi badan ketika di tikungan bisa lebih keluar.
Ini membuat pengendara lebih pede saat di dalam tikungan, karena sudut kemiringan motor dibantu oleh sudut badan pengendara.
Tidak hanya depan, suspensi belakang juga mengalami perubahan.
Baca Juga : Tangki Kotak Kayak RX-Z Berotot, Ternyata Ini Yamaha R25
Meskipun tetap monosok tipe monocross yang langsung bertumpu di swing arm tanpa link, tapi kali ini gejala limbungnya tidak terlalu terasa, meskipun masih ada sedikit tapi sudah lebih baik dibanding generasi sebelumnya.
Ini karena Yamaha mengubah spesifikasi termasuk spring rate atau tingkat kekerasan per yang dibuat lebih keras.
Dari sisi pengereman memang tidak ada perubahan.
Rem depan masih menggunakan kaliper 2 piston dengan cakram 298 mm semi floating, belakangnya pakai cakram 220 mm dijepit kaliper 1 piston.
Baca Juga : Yamaha R25 Ditelanjangi, Cover Lampu RXZ Bikin Tampang Lawas
Meski begitu feeling pengeremannya tetap menyenangkan, karena handle rem terasa empuk namun tetap menggigit dan ampuh mengurangi laju motor yang memiliki bobot isi 166 kg ini.
Yang menjadi catatan, saat sesi test ride ini ban sudah diganti Pirelli Diablo Supercorsa yang lebih soft compound dan profil lebih membulat.
Beda dengan bawaan motor yang pakai IRC RX-01 Road Winner.
Beda ban tentu dapat mengubah karakter handling motor, kalau begitu perlu tunggu unit tesnya datang ke kantor dengan ban standar pabrikan deh!
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR