Torsinya dari 102 Nm/10.500 rpm melonjak jadi lebih dari 118 Nm/10.500 rpm.
Bobotnya pun turun dari 170 kg jadi cuma 160 kg, artinya lebih ringan dari CBR250RR yang 165 kg.
Kebayang kan power to weight ratio-nya? 1,34 dk menopang tiap 1 kg!
Selain itu, di dalam paket Sports Kit ada pula beragam perangkat yang menunjang di sirkuit, seperti Load-cell type Quick Shifter, Inverse gear-shifting pattern drum, Data logger set.
Rear link connecting rod, Front brake pads, Remote control unit for the front brake lever, Thermostat, Sprocket set, Clutch guard made of CFRP, Front cowl undercover, Seat back rubber, Lower cowl drain cap dan Wiring kit.
Bagaimana bedanya saat di sirkuit? Mari kita bandingkan hasil dari sensasi 3 lap di Sentul.
Standar
Karena 1 media cuma dikasih sekali kesempatan, yang kebagian bawa versi standar rekan OTOMOTIF dan GridOto.com.
Dan ini enggak sekadar versi standar, tapi putaran mesin masih dibatasi.
Menurut Sriyono, dari Technical Service Division PT AHM yang juga “pawang” RC213V-S, saat masih inreyen di bawah 1.000 km pertama, memang putaran mesin otomatis dibatasi ECU, bertahap dari sekitar 8.000 rpm kemudian naik jadi 10.000 rpm.
“Tadi mentok sekitar 10.000 rpm, gigi 6 cuma dapat 235 km/jam,” ujar Harry dari GridOto.com. Itu sih kalah dari CBR600RR yang minimal bisa 250 km/jam, hehee...
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR