Otomotifnet.com - Bersamaan dengan gelaran RC213V-S MotoGP Street Experience yang diadakan PT Astra Honda Motor (AHM), yaitu mengajak 10 konsumen untuk merasakan sensasi mengendarai motor balap MotoGP versi jalan raya RC213V-S di sirkuit Sentul, Jawa Barat (10/12).
OTOMOTIF juga turut kembali dikasih kesempatan mencoba motor yang jika dijual di sini harganya lebih dari Rp 7 miliar ini.
Kilas balik, ini sebenarnya kesempatan ketiga kalinya.
Pertama di 2016 silam, kedua di 2017.
Bedanya jika di kesempatan pertama RC213v-S yang dipakai sudah pakai Sports Kit, yang kedua masih standar, dan kemarin keduanya ada.
Oiya Sports Kit merupakan opsional dari Honda buat yang ingin menggunakan RC213V-S ini turun di sirkuit atau sekalian ikut balap, harga kitnya lebih dari Rp 700 juta! Untuk peningkatan performa ada komponen ECU, knalpot, front ram air duct, busi dan AI joint cover set.
Dengan penggantian sederet komponen itu, performa meningkat drastis.
Jika standarnya (versi Eropa) cuma 157,4 dk/11.000 rpm, maka naik jadi lebih dari 215 dk/13.000 rpm.
Torsinya dari 102 Nm/10.500 rpm melonjak jadi lebih dari 118 Nm/10.500 rpm.
Bobotnya pun turun dari 170 kg jadi cuma 160 kg, artinya lebih ringan dari CBR250RR yang 165 kg.
Kebayang kan power to weight ratio-nya? 1,34 dk menopang tiap 1 kg!
Selain itu, di dalam paket Sports Kit ada pula beragam perangkat yang menunjang di sirkuit, seperti Load-cell type Quick Shifter, Inverse gear-shifting pattern drum, Data logger set.
Rear link connecting rod, Front brake pads, Remote control unit for the front brake lever, Thermostat, Sprocket set, Clutch guard made of CFRP, Front cowl undercover, Seat back rubber, Lower cowl drain cap dan Wiring kit.
Bagaimana bedanya saat di sirkuit? Mari kita bandingkan hasil dari sensasi 3 lap di Sentul.
Standar
Karena 1 media cuma dikasih sekali kesempatan, yang kebagian bawa versi standar rekan OTOMOTIF dan GridOto.com.
Dan ini enggak sekadar versi standar, tapi putaran mesin masih dibatasi.
Menurut Sriyono, dari Technical Service Division PT AHM yang juga “pawang” RC213V-S, saat masih inreyen di bawah 1.000 km pertama, memang putaran mesin otomatis dibatasi ECU, bertahap dari sekitar 8.000 rpm kemudian naik jadi 10.000 rpm.
“Tadi mentok sekitar 10.000 rpm, gigi 6 cuma dapat 235 km/jam,” ujar Harry dari GridOto.com. Itu sih kalah dari CBR600RR yang minimal bisa 250 km/jam, hehee...
Sports Kit
Versi yang pakai Sports Kit bodi karbonnya berlivery RWB alias Red White Blue, warna legendaris Honda di ajang balap.
Moncongnya sudah bolong, karena lampu utama sudah diganti front ram air duct, tanpa spion, sein, standar samping dan kelengkapan jalan raya lainnya.
Perbedaannya ketika dinyalakan adalah suaranya garang banget, tentu saja karena knalpotnya lebih plong tanpa katalis.
Konfigurasinya sama dengan motor Marc Marquez.
Suara kopling keringnya juga beda, lebih terdengar karena cover plastiknya dilepas dan digantikan pelindung kecil di sisi belakangnya. Sensasi motor balapnya jadi lebih terasa.
Kemudian setelah nyemplak, ketika melihat ke kokpit yang beda tentu saja tampilan panel instrumennya, yang sudah pakai Sports Kit ini enggak ada spidometer, di tengah digantikan lap timer.
Jadi sedang ngebut berapa km/jam enggak ketahuan.
Ya kalau sedang balap memang top speed bukan parameter utama, lebih diutamakan seperti takometer dan gear position.
Keluar pit, yang paling bisa dirasakan adalah riding position yang beda banget dengan sport bike jalan raya, misal CBR1000RR yang juga pernah dicoba.
Di RC213V-S ini jarak antara jok dan setang dekat banget, ditambah posisinya nungging abis, maka kokpit jadi dekat banget dengan muka.
Sensasi berikutnya yang paling dahsyat tentu performa mesin V4 999 cc yang diusung, utamanya ketika takometer mulai mendekati angka 10.000 rpm dan makin dahsyat saat hampir 14.000 rpm, yang mana baru saja tenaga lebih dari 215 dk atau sekitar 6 kali tenaga CBR250RR terlontar ke roda belakang.
Dengan tenaga sebesar itu, pantas saja jika roda depan rasanya selalu akan melayang.
Untuk mencegahnya posisi duduk langsung direvisi, lebih ke depan dan makin nunduk, agar roda depan lebih tertekan ke aspal.
Saking kencangnya, di trek lurus bahkan cuma berani sampai gigi 4, selain sudah berasa kencang banget kendati nafas mesin belum habis, langsung ingat angka Rp 7 miliar dan wanti-wanti ketika di pit untuk hati-hati, hehee...
Berapa top speed yang didapat? Tentu enggak ketahuan, kan enggak tertera di spidometernya.
Tapi menurut Gerry Salim yang jadi pembalap pendamping naik CBR1000RR dan hampir disusul lebih dari 250 km/jam.
Oiya dari 5 riding modes, OTOMOTIF pilih mode 1, yang mana power diset maksimal, traction control paling minim termasuk engine brake.
Makanya enggak heran jika roda depan seakan minta terbang tiap keluar tikungan dan betot gas.
Sementara tiap akan masuk tikungan, turun gigi dan engine brake rasanya ngeloyor halus banget. Istimewa!
Yang juga istimewa tentu handlingnya.
Ringan dan nurut banget! Iyalah cuma 160 kg! Kendati aspal Sentul bumpy, enggak membuat khawatir saat menikung, motor tetap diam banget!
Tentu tak terlepas dari rancangan sasis dan lengan ayun yang memang turunan MotoGP, juga dipadu suspensi Ohlins yang speknya untuk balap dan ban Bridgestone RS10 yang komponnya supersoft.
Saking enaknya, 3 lap terasa selesai begitu cepat! Bahkan 2 rider lain di belakanganya yang pakai versi standar jauh tertinggal.
Yak jadi itulah bedanya, jadi yang standar menawarkan sensasi MotoGP tapi masih bisa dipakai di jalan raya, sedang yang pakai Sports Kit memang diprioritaskan untuk di lintasan dengan performanya yang super dahsyat.
Cuma jangan ngarep bisa beli ya, karena AHM memang tak berniat menjualnya di sini.
Kalau ngebet, silakan lewat importis umum. Aant / OTOMOTIF
Data spesifikasi:
Model: RC213V RC213V-S RC213V-S (with kit)
Panjang (mm): 2.052 2.100 2.100
Lebar (mm): 645 790 770
Tinggi (mm): 1.110 1.120 1.120
Jarak sumbu roda (mm): 1.435 1.465 1.465
Jarak terendah (mm): 115 120 120
Tinggi jok (mm): - 830 830
Bobot (kg): Over 158 (after racing) 170 (dry) 160 (dry)
Minimum radius putar (m): - 3,7 6,4
Tipe mesin: Liquid-cooled 4-stroke, DOHC 4-valve V4 Liquid-cooled 4-stroke, DOHC 4-valve V4 Liquid-cooled 4-stroke, DOHC 4-valve V4
Kapsitas mesin (cm3): 999 999 999
Diameter × langkah (mm): - 81,0 × 48,5 81,0 × 48,5
Rasio kompresi: - 13,0:1 13,0:1
Tenaga maksimal (dk/rpm): >235 dk 157,4/11.000 >215/13.000
Torsi maksimal(Nm/rpm): - 102/10.500 >118/10.500
Suplai bensin: - PGM-FI PGM-FI
Pengapian: - Full transistor Full transistor Kapasitas tangki (L): 20 16,3 16,3
Kopling: - Dry multi-plate, coil sring Dry multi-plate, coil spring
Transmisi: - Constant mesh, 6-speed return Constant mesh, 6-speed return
Reduksi gir rasio (primer/sekunder): - 1,933/2,471 1,933/2,353~2,933
Sudut caster (degrees): - 24,6 24,6
Trail (mm): - 105 105
Ban depan: - 120/70ZR17M/C 120/70ZR17M/C
Ban belakang: - 190/55ZR17M/C 190/55ZR17M/C
Rem depan: Hydraulic double disc Hydraulic double disc Hydraulic double disc
Rem belakang: Hydraulic disc Hydraulic disc Hydraulic disc
Suspensi depan: - Telescopic Telescopic
Suspensi belakang: - Pro-Link Pro-Link
Sasis: Diamond Diamond Diamond
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR