Repotnya cuma saat di kemacetan, enggak bisa selap-selip karena sudut belok setang terbatas ditambah jarak sumbu roda mencapai 1.450 mm, hampir 1,5 meter!
Performa
Patagonian Eagle EFI ini mengusung basis mesin yang sama persis dengan versi karbunya, hanya beda di sistem pengabutan bahan bakar.
Empat langkah, dua silinder segaris SOHC 4 katup berpendingin udara dan oil cooler.
Yang khas mesinnya pakai firing order 360°, piston naik turun bersamaan tapi langkah kerjanya gantian, sehingga suara knalpotnya merdu sekilas mirip mesin 4 silinder.
Faktor ini jadi salah satu daya tarik utama Patagonian Eagle.
Namun firing order tersebut ada konsekuensinya. Jika dirasakan karakter tenaganya jadi cenderung datar.
Di putaran bawah terasa kalem, tengah ke atasnya ngisi khas mesin overbore tapi tak terlalu nampol.
Tenaga maksimal hanya 17,4 dk di 8.000 rpm dan torsi 16,5 Nm di 6.000 rpm, itu sama dengan versi karburator.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR