Otomotifnet.com - Meski X-ADV resmi dijual oleh PT. Astra Honda Motor (AHM) sejak tahun 2019 silam, tapi seperti Gold Wing, unit tes baru tersedia di 2020. Makanya OTOMOTIF baru berkesempatan mengetesnya sekarang.
Seperti apa sih kemampuan skutik bergaya adventure bermesin 750 cc bertransmisi DCT 6 percepatan, yang dijual Rp 450 juta ini? Langsung baca hasil tes lengkapnya yuk!
FITUR & TEKNOLOGI
Dengan harga hampir setengah miliar, tentu wajar jika X-ADV punya fitur bejibun, yang mendukung tampilan dan fungsi. Seperti seluruh lampunya sudah menggunakan LED.
Geser ke panel instrumen yang bentuknya mengotak gaya CRF450 Rally-style. Isi informasinya lengkap, mulai dari average fuel consumption, fuel meter, jam, tanggal, bulan, hari, odometer, trip A dan B, suhu udara, mode yang sedang digunakan, traction control, hingga gear indicator.
Baca Juga: Konsultasi OTOMOTIF: Besarin Ban Suzuki Satria F150, Pasnya Berapa?
Di bagian tengah paling besar ada penunjuk kecepatan ‘dikurung’ oleh tachometer yang mulai redline di 6.500 rpm. Di bawahnya terdapat penunjuk gigi yang sedang digunakan.
Ada pula lampu indikator sein, high beam, dan traction control di atas spidometer. Kalau di bawah spidometer ada lampu indikator overheat, MIL, dan oil level.
Di setangnya juga ada lampu yang isinya indikator smart key, neutral, parking brake, dan ABS.
Banyak ya? Oiya di depannya ada windshield yang bisa diatur ketinggiannya secara manual.
Mundur sedikit terdapat knob smart key yang sekaligus berfungsi untuk mengunci setang, menyalakan motor, membuka jok, juga membuka penutup bensin yang letaknya ada depan jok.
Baca Juga: Yamaha WR 155R Tanggalkan Fitur Assist & Slipper Clutch, Bahaya Kalau Dipasang
Di bawah setang tidak ada gantungan barang atau konsol, justru ada tuas parking brake yang posisi menyatu dengan bodi di sisi kanan.
Untuk mengaktifkannya cukup menariknya secara penuh, lalu untuk melepasnya tarik kembali tuas.
Oiya parking brake ini kalipernya terpisah dengan kaliper rem belakang, jadi parking brake ini masih manual menggunakan kabel bukan hydraulic.
Jika butuh ruang penyimpanan disediakan di bawah jok. Meski dimensinya tidak terlalu panjang karena ada tangki bensin 13,1 liter di depannya, tapi kapasitasnya 21 liter yang bisa menampung sebuah helm full face.
Dan masih ada sedikit celah juga untuk menyimpan elap atau sarung tangan.
Baca Juga: W175 Komstir Lebih Awet, Pakai punya KLX 150, Pengerjaan 4 Jam
Bagasinya dilengkapi lampu LED yang lumayan membantu ketika mencari barang saat kondisi gelap. Ada juga 12 V power socket untuk mengisi daya smartphone.
Yang keren di standar tengahnya, ada stopper di kedua sisinya. Fungsinya agar X-ADV gak bisa terguling ketika diposisikan standar tengah walau tempatnya tidak datar.
Fitur keamanannya ada side stand switch, lalu ada ABS di ketika kalipernya yang menjaga roda dari terkunci.
Ada juga Honda Selectable Torque Control (HSTC) atau biasa dikenal dengan traction control system.
Terdapat 2 level HSTC, level 2 merupakan default ketika baru menyalakan motor. Di level 2 ini HSTC benar-benar menjaga roda belakang dari selip.
Baca Juga: Kopling Jadi Lebih Halus, Pakai Suter Clutch, Harga Setara BeAT
Untuk mengganti HSTC ke level 1, tekan sakelar yang ada di dekat master rem kiri. Di level 1 roda belakang masih bisa sedikit spinning di jalan gravel untuk bersenang-senang.
Kalau kurang puas bisa matikan HSTC dengan cara menekan tombolnya beberapa detik, ditandai indikator HSTC di spidometer menyala, maka roda belakang bisa spinning penuh!
Teknologi yang disematkan lainnya ada Dual Clutch Transmission (DCT) yang dipercaya meneruskan tenaga dari mesin ke roda.
Dilengkapi dua buah kopling membuat tiap perpindahan giginya terasa tidak ada jeda.
Untuk menghentikan laju, X-ADV dibekali dengan dua buah cakram semi-floating 296 mm yang dijepit kaliper Nissin radial mount four piston.
Kalau belakangnya pakai cakram 240 mm dijepit kaliper tunggal 1 piston.
Baca Juga: One3 Motoshop Sediakan Swing Arm Suter, Harga Melebihi ZX-25R
Area kaki-kaki jadi salah satu bagian yang menarik di X-ADV. Jari-jarinya berada di bibir pelek, memungkinkan bergaya adventure namun pakai ban tubeless.
RIDING POSITION & HANDLING
Punya tinggi jok mencapai 820 mm, tentu bikin tester tinggi 170 cm perlu jinjit untuk menapakkan kaki, ini karena saat diduduki monosoknya tidak amblas.
Enaknya, jok X-ADV ini bagian belakangnya lebar jadi bisa menampung bokong pengendara sepenuhnya.
Adanya sandaran kecil di belakang, serta karakter busa dan kulit jok yang elastis, juga cukup menunjang kenyamanan selama berkendara.
Pijakan kaki pengendara memang tidak terlalu lebar karena mesin di bagian tengah cukup memakan ruang. Tapi, kaki masih bisa maju mundur dengan leluasa dan bisa sedikit lurus.
Baca Juga: All New NMAX 155 Versi Indonesia Dan Thailand Mirip, Cuma Beda di Bagian Ini
Ketika riding, bagian depan yang jangkung makin terasa karena posisi setang pipanya yang tinggi. Ini membuat pundak dan lengan terasa lebih relax.
Setang pipa yang punya lebar 910 mm ini juga membuat kontrol terhadap motor lebih baik dan sigap, jadi pengendalian di jalan off road pun X-ADV tetap mudah dikendalikan.
Walaupun berat isinya mencapai 238 kg, tapi ketika sudah dikendarai handling motor ini tetap lincah.
Dan meski panjang sumbur rodanya 1.590 mm, tapi dengan sudut belok setang cukup besar, jadi masih bisa belok patah.
Baca Juga: TK Racing Suguhkan Gir Untuk WR 155R, Ukuran Lengkap, Bahan Kuat
Saat melahap tikungan, motor ini sangat nurut. Ke mana pengendara mengarahkan dapat dituruti X-ADV dengan lincah dan presisi.
Tapi harus hati-hati jangan sampai kelewat rebah, bisa-bisa kehabisan cengkeraman ban dan terjatuh!
Lincahnya X-ADV tentu tidak lepas dari kombinasi rangka tubular dan sokbrekernya. Upside down berdiameter as 41 mm dengan panjang travel 153,5 mm.
Dengan travel sepanjang itu, tentu saja untuk melewati jalan off road bukan masalah, jalan rusak dapat dilewati dengan baik dan minim bottoming.
Baca Juga: XSR 155, All New V-Ixion Sampai WR 155R Update Harga, Dibanderol Mulai Rp 22 Jutaan
Bahkan upside down ini dilengkapi setelan preload dan tension atau rebound. Jadi redamannya bisa diatur dengan mudah sesuai karakter pengendara atau kondisi jalan.
Begitu juga dengan monosoknya yang menempel pada pro-link di swing arm aluminiumnya, ada setelan tapi hanya preload.
Travel-nya 150 mm jadi sanggup meredam jalan tidak rata dengan baik. Untuk berboncengan juga tidak terlalu amblas.
Ban X-ADV ukurannya belang khas adventure, depan pakai ukuran 120/70-17 dan roda belakang 160/60-15.
Baca Juga: Honda CRF230F Kedatangan Kembaran, Mesin 250 Cc, Harganya Rp 8 Jutaan
Pattern ban pun dual purpose, jadi masih memiliki cengkeraman walau untuk berjalan di jalan light off road.
Feeling pengereman tidak perlu diragukan lagi, handle terasa empuk dan mampu menghentikan laju dengan baik.
Apalagi kedua handle dilengkapi 6 setelan, jadi bisa disesuaikan dengan jari tiap pengendara.
Kinerja ABS juga cukup halus, entakan di handle rem tidak terlalu terasa. Tapi sayang fitur ABS tidak bisa dimatikan, jadi untuk bersenang-senang di jalan off road kurang puas.
Baca Juga: Yamaha NMAX Kalah Kapasitas Mesin, Honda Bakal Luncurkan PCX 157 cc?
PERFORMA
X-ADV dibekali mesin 2 silinder segaris berkapasitas murni 745 cc, SOHC, 8 katup, berpendingin cairan. Klaim tenaga maksimalnya 54 dk di 6.250 rpm dan torsi 68 Nm pada 4.750 rpm.
Dengan konstruksi over stroke, diameter piston 77 mm dengan stroke 80 mm, makanya punya torsi besar di putaran rendah hingga menengah.
Apalagi konstruksi crankshaft 270°, sehingga karakternya mirip mesin v-twin. Sehingga cocok dengan konsep X-ADV yang ditujukan untuk touring dan melahap medan light off road.
Wajar jika menggunakan mode transimisi D, mesin akan bermain di bawah 4.000 rpm tanpa perlu takut kehilangan tenaga. Kapan pun membuka gas, motor akan melaju kuat.
Baca Juga: Sokbreker Punya Beragam Fitur, Ini Fungsinya, Jangan Salah Setting!
Makanya saat dites akselerasi menggunakan Racelogic, hasilnya terbilang impresif untuk sebuah motor “matik”.
Kecepatan 0-60 km/jam dapat diraih dalam 2,6 detik saja. Sedangkan jarak 201 meter ditempuh dalam waktu 9 detik.
Hanya saja top speed memang tidak terlalu tinggi, hanya 174 km/jam namun diraih dalam waktu yang singkat! Oiya X-ADV punya limiter putaran mesin di 7.500 rpm.
X-ADV ini punya riding modes, namun yang dikontrol untuk perubahan karakter bukan bukaan throttle body, melainkan pengaturan perpindahan gigi di sistem DCT.
Baca Juga: Accent Wire Undang Mitra Bisnis, Kasih Panduan Teknisi Door To Door!
Sistem DCT ini ada mode otomatis (A) dan manual (M). Di A ada 2 pilihan, yaitu D dan S. Standarnya ada pada mode D. Di mode ini perpindahan gigi dibuat di rpm serendah mungkin.
Ketika motor sudah hidup, untuk berjalan tinggal tekan tombol D yang ada di sakelar kanan, maka akan masuk gigi 1 yang diiringi suara bletak cukup kasar, begitu juga masuk di gigi 2. Tapi masuk gigi 3 dan seterusnya sudah mulai halus.
Perpindahan giginya di sekitar 3.500 rpm dan otomatis menurunkan gigi di kisaran 2.000 rpm. Pakai mode ini cocok ketika sedang ingin cruising santai.
Beda dengan mode S, yang bisa langsung dilakukan sambil jalan, pada mode ini perpindahan gigi akan dilakukan di putaran yang lebih tinggi tergantung bukaan gas, tentu saja karakter X-ADV jadi lebih sporty.
Baca Juga: GSX-150 Bandit Termurah, Ini Harga Sport 150 cc Dari Suzuki Per Agustus 2020
Mode S ini memiliki 3 tingkat, di mana tingkat yang paling tinggi membuat perpindahan gigi X-ADV berada di rpm yang semakin tinggi.
Cocok ketika sedang speeding atau bermain di gravel saat butuh tenaga instan.
Untuk mengganti level pada mode S, cukup tahan selama beberapa detik, maka tampilan di spidometer akan menunjukkan level mode S mana yang sedang aktif.
Itu yang A, jika ingin manual alias M maka mengendara bisa mengganti mode giginya dengan menekan tombol A/M yang artinya automatic atau manual yang letaknya ada di bagian depan sakelar kanan.
Baca Juga: Kawasaki W175 Aman Pakai Ban Ukuran 130, Pasang Spacer Anti Gesek
Penggantian gigi bisa dilakukan manual. Untuk menaikkan gigi dengan menekan tombol plus di sakelar kiri bagian depan, dan menurunkan pakai tombol minus di bawah sein.
Ada juga tombol G. Dengan mengaktifkan mode G, respon motor terhadap buka tutup gas jadi lebih responsif, lagi-lagi ini mengatur di area transmisi.
Karena jika G ini tidak aktif, saat deselerasi kemudian membuka gas kembali kopling akan sedikit selip di momen awal.
KONSUMSI BENSIN
X-ADV punya perbandingan kompresi cuma 10,7:1 sehingga bisa menelan bahan bakar RON rendah. Cocok ketika sedang touring dan sulit mendapatkan bahan bakar beroktan tinggi.
Baca Juga: Honda CBR250RR SP Livery Spesial Sudah Bisa Dipesan, di Jateng Dibanderol Rp 77 Juta
Tapi dalam pengetesan ini X-ADV diisi dengan bensin RON 92. Setelah itu dibawa berkendara sehari-hari dengan kondisi jalan yang beragam.
Karakter berkendaranya sedikit agresif sambil menikmati muntahan torsi yang keluar sejak rpm rendah.
Setelah berjalan sampai 100 kilometer, di spidometernya menunjukkan angka rata-rata bahan bakar 22,5 km/liter. Cukup hemat!
Data Tes Honda X-ADV
0-60 km/jam: 2,6 detik
0-80 km/jam: 3,8 detik
0-100 km/jam: 5,6 detik
0-100 meter: 5,9 detik (@100,4 km/jam)
0-201 meter: 9 detik (@126,7 km/jam)
0-402 meter: 14,3 detik (@145,8 km/jam)
Top speed spidometer: 174 km/jam
Top speed Racelogic: 161,7 km/jam
Konsumsi bensin: 22,5 km/liter
Data Spesifikasi Honda X-ADV
P x L x T: 2.245 mm x 910 mm x 1.375 mm
Tangki bensin: 13,1 L
Jarak terendah ke tanah: 162 mm
Berat isi: 238 kg
Tinggi jok: 820 mm
Jarak sumbu roda: 1.588 mm
Tipe mesin: 4 Stroke, SOHC 2 silinder, pendingin cairan
Kapasitas mesin: 745 cc
Suplai bahan bakar: PGM-FI (Programmed Fuel Injection System)
Bore × Stroke: 77 x 80 mm
Perbandingan kompresi: 10,7:1
Tenaga maksimal: 54 dk/6.250 rpm
Torsi maksimal: 68 Nm/4.750 rpm
Transmisi: DCT, 6 Speed
Sistem kopling: Wet, Multiple Hydraulic Dual Clutch
Kapasitas oli meisn: 3,2 L (penggantian berkala)
Tipe rangka: Diamond, Steel
Ban depan: 120/70-R17 M/C 58H
Ban belakang: 160/60-R15 M/C 67H
Rem depan: Cakram 296 mm ganda
Rem belakang: Cakram 240 mm tunggal
Sistem pengereman: ABS 2 Channel
Sokbreker depan: Showa, 41 mm Inverted Adjustable Telescopic Fork
Sokbreker belakang: Aluminum Swing Arm, Adjustable Monoshock
Tipe busi: NGK IFR6G-11K
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR