Selain itu, lanjutnya, ia juga akan menghitung data volume kendaraan sesuai dengan kapasitas jalan tol.
"Apabila kecepatan kendaraan mendekati kecepatan minimum dan volume kendaraan mendekati kapasitas maksimal suatu ruas jalan tol,”
“Maka sistem ini memberikan peringatan dini kepada petugas untuk dapat melakukan pengaturan lalu lintas," bebernya.
Pengelolaan informasi tersebut juga dilengkapi dengan sistem Advanced Traveller Information System (ATIS), yang dapat memberikan informasi kepada pengguna jalan tol, baik sebelum maupun selama perjalanan, dengan tetap memperhatikan keamanan berkendara.
Baca Juga: Jasa Marga HUT ke-43, Konsisten Melayani Negeri, Inovasi Berbasis Teknologi
Informasi tersebut bisa diakses melalui One Call Center 24 Jam di nomor 14080, Variable Message Sign (VMS) hingga melalui aplikasi Travoy 3.0.
Masih menurut Atika, dengan perpaduan informasi yang terintegrasi, maka petugas dapat berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk menerapkan kebijakan rekayasa lalu lintas.
Yaitu diantaranya contra flow, ramp metering, atau one way, secara proporsional mengikuti kondisi yang sebenarnya di lapangan.
"Selain itu, terdapat pula Incident Management System (IMS) yang merupakan alat deteksi dini gangguan lalu lintas, dengan mengidentifikasi perubahan kecepatan kendaraan untuk menekan potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas,”
“JMTC juga memiliki sistem yang mengadaptasi Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE), yang secara akurat dapat memberikan data pelanggaran lalu lintas di jalan tol,”
“Seperti pelanggaran kecepatan dan muatan, dengan bantuan peralatan speed camera. Lengkap dengan pendeteksi plat nomor kendaraan, serta weigh in motion kepada pihak Kepolisian untuk selanjutnya diproses hukum," imbuhnya lagi.