xEV center bakal memperlihatkan ekosistem elektrifikasi dari hulu hingga hilir. Sedangkan pada fase Mobility, xEV center akan menghadirkan showcase mengenai Intelligent Transport System.
Mash dalam rangkain seminar nasional TMMIN bersama UGM, diungkap potensi besar EBT (Energi Baru Terbarukan) hidrogen yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Terutama tersebar di Kalimantan Utara, Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Papua.
Pemerintah mengklaim Indonesia memiliki potensi memproduksi listrik dari EBT dengan kapasitas 3.000 gigawatt (GW) dan potensi tersebut baru dimanfaatkan sekitar 12,5 GW saat ini.
Sehingga Pemerintah optimis dapat menambah produksi listrik dari sumber EBT hingga mencapai 21 GW sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021–2030.
Bahkan negara tetangga Singapura telah menyatakan menyerap hidrogen hijau produksi Indonesia untuk kebutuhan domestiknya.
Baca Juga: Di Era Elektrifikasi, Toyota Ingin Jadi basis Produksi di Asia Pasifik
Menyadari masa depan hidrogen terutama di sektor industri transportasi yang bisa berkontribusi bagi terkejarnya target netralitas karbon Pemerintah di tahun 2060.
“Pemanfaatan multi teknologi dari berbagai sumber energi yang berfokus pada reduksi emisi, manjadi suatu keniscayaan untuk mengejar target NZE demi masa depan hijau bagi seluruh generasi,”
“Terutama di sektor transportasi yang digadang-gadang menjadi salah satu fokus utama dalam dekarbonisasi,” jelas Nandi Julyanto, Presiden Direktur TMMIN, saat membuka seminar nasional di UGM Yogyakarta.
Ia melanjutkan, melalui aktivitas seminar nasional ini akan memaparkan tantangan sosial-ekonomi dan transformasi digital dalam pengembangan energi alternatif di sektor transportasi.
“(Yakni) menuju NZE 2060 di Indonesia yang memfokuskan pada teknologi hidrogen,” imbuh Nandi.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR