Walaupun motor listrik menempel di roda, ternyata respons gas tak mengagetkan, tiap buka gas terasa smooth sehingga terasa nyaman.
NGT dibekali dengan 3 riding modes yang bisa dipilih sambil berjalan. E-Save jadi yang paling pelan, maksimalnya cuma 20-23 km/jam, cocok dipakai di komplek.
Selanjutnya ada mode Dynamic yang punya kecepatan maksimal sekitar 57 km/jam. Yang paling tinggi tentu mode Sport, kecepatan maksimalnya 82 km/jam dan tak bisa bertambah walaupun di turunan.
Di mode E-Save dan Dynamic, kedua baterai bekerja secara parallel sehingga lebih efisien. Sedang di mode Sport, bekerja secara seri untuk menyuplai dinamo dengan daya penuh.
Baca Juga: Kemenperin Genjot Pengembangan Baterai Listrik, Termasuk Daur Ulang
Saat kapasitas baterai berada di kisaran 75-78% tidak ada perubahan top speed, yang berubah justru respons tenaganya.
Terasa jadi lebih smooth saat memutar selongsong gasnya, tidak seresponsif saat baterai masih penuh.
Kemudian saat baterai sisa 40%, top speed mulai beranjak turun. Dari yang awalnya 80-82 km/jam, jadi hanya 78 km/jam dengan respons tenaga yang lebih lembut.
Saat baterai tersisa 20% akan ada peringatan kedipan indikator aki dan layar spidometer berubah menjadi merah, namun top speed tetap di kisaran 78 km/jam.
Baca Juga: Kemenperin Dorong Investasi Baterai, Mau Indonesia Jadi Pemain Kunci Kendaraan Listrik Dunia