Konversi Motor Listrik Banyak Yang Perlu Disiapkan, Ini Detailnya

Fariz Ibrahim - Jumat, 30 Juli 2021 | 14:15 WIB

Dinamo listrik tipe mid drive diletakan pada rangka dan disalurkan ke roda menggunakan rantai (Fariz Ibrahim - )

Otomotifnet.com - Konversi motor konvensional bermesin pembakaran dalam menjadi motor listrik, merupakan jalan yang dapat ditempuh apabila ingin lebih ramah lingkungan, tetapi masih menyukai model motor konvensional.

Maklum, tidak semua orang suka dengan desain atau tampilan motor listrik yang ada di pasar, apalagi secara spek juga tak begitu banyak pilihan.

Di tanah air sudah banyak individu serta komunitas yang melakukan. Diiringi dengan kemunculan beberapa bengkel yang menjadi spesialis konversi jadi motor listrik.

Tentu saja melakukan konversi tidak semudah hanya mencabut mesin bakar dilanjut membenamkan baterai dan dinamo.

Baca Juga: Pelihara Motor Listrik Gak Bisa Sembarang, Harus Perhatikan Hal Ini!

Fariz/otomotifnet.com
Tipe dinamo hub yang jadi bagian dari roda belakang

Ada hal-hl penting yang harus diperhatikan. Berikut kami jabarkan ke dalam beberapa poin seperti dinamo, baterai, controller, biaya serta safety.

Simak ulasan lengkapnya dalam artikel All About berikut ini!

DINAMO

Pilihan dinamo untuk konversi motor listrik tergantung dari calon pengguna dalam membangun atau mengkonversi motor. Disesuaikan dulu dari keinginan, ingin karakter seperti apa.

“Kalau buat harian biar irit bisa pakai yang tipe BLDC hub. Kalau off-road atau banyak tanjakannya bisa pakai mid drive,” ujar Dian Swastia Jaya dari BF Goodrich, produsen motor listrik lokal asal Semarang.

Baca Juga: Selis E-Max SLA Kesambar Promo, Kepotong Rp 3 Jutaan, Harga Jadi Segini

Ia menjelaskan, kebutuhan untuk harian lebih baik wheel hub karena loss tenaga lebih minim. Tapi kalau acuannya torsi atau tenaga bisa pakai mid drive meski sedikit boros. 

Wheelhub terletak langsung di tromol roda, sedangkan dinamo pada konstruksi mid drive sesuai namanya ada di tengah motor. Tenaga dari dinamo disalurkan ke roda belakang via belt atau rantai.

Sedikit menjelaskan soal tipe dinamo. Umumnya motor listrik saat ini menggunakan dinamo jenis BLDC atau Brushless DC motor. BLDC sering disebut magnet induksi yang perputarannya diatur melalui hall sensor.

Di dalam motor BLDC selalu rotor dan stator. Mau apapun apapun konstruksinya, baik hub dan mid drive.

Baca Juga: Pengguna Motor Listrik Bakal Ganti SIM C Jadi C1 dan C2, Segini Biayanya

Fariz/otomotifnet.com
Pilihan dinamo model hub ada pilihan pengereman cakram dan tromol

Di stator ada lilitan kabel tembaga yang dilapisi email silicon. Bertujuan supaya tidak ada hubungan pendek.

“Rotor selalu mengandung magnet permanen. Jenis dari magnet inilah yang yang menentukan kekuatan torsi dari BLDC itu. Dalam stator ada sensor hall,” jelas Agung Masteros, Founder Molisindo dan Mosell.

Tipe BLDC menjadi mayoritas dipakai saat ini, salah satunya karena secara konsumsi energinya. 

Brushless dinamo lebih efisien dari brush dinamo. Selain itu, kelebihannya tidak ada kontak fisik antara rotor dengan stator.

Baca Juga: Bikin Sendiri Motor Listrik Biayanya Berapa Ya? Siapkan Dana Dari Segini

Kemudian pemilihan dinamo balik lagi ke urusan finansial, karena semakin besar tentu semakin mahal.

Tapi jika memakai dinamo berdaya besar jika tidak didukung suplai baterai yang besar secara voltase atau ampere percuma juga.

Kalau dibandingkan dengan kendaraan konvensional, daya (satuannya Watt) bisa dibilang layaknya kapasitas mesin.

“Rumusnya, kalau Watt berhubungan dengan kecepatan. Volt berhubugan dengan kekuatan atau torsi. Ampere berhubung jarak tempuh. Semakin besar ampere di baterai semakin jauh jaraknya,” ujar Agung.

Baca Juga: Konversi Motor Listrik Juga Perlu Controller, Ini Penjelasannya

Rangga/otomotifnet.com
Dinamo motor listrik ada 2 konstruksi, salah satunya mid drive di Husqvarna EE 5 ini

Jadi kalau mau tenaga besar bisa menggunakan dinamo dengan Watt besar pula. Sedangkan untuk harian dan efisiensi, menurut Dian 1.000 Watt sudah lebih dari cukup.

Pendapat agak berbeda disampaikan oleh Herwan dari Elders Garage. Menurutnya, pemilihan dinamo disesuaikan dengan kecepatan motor awalnya.

Misal sebelum dikonversi, motor menggunakan mesin 110 cc dengan top speed sekitar 80-90 km/jam.

Nah, dari sini jadi panduan untuk dinamo yang akan digunakan. Contoh menggunakan 2.000 Watt sampai 3.000 Watt.

Baca Juga: Bikin Motor Listrik Baterainya Ada Banyak Pilihan, Mana yang Terbaik?

Untuk tipe dinamo yang menempel pada roda, berfungsi juga sebagai pengganti tromol. Untuk itu terdapat pilihan untuk rem tipe tromol atau cakram. Yang membedakan lagi adalah diameter hub.

Misal untuk konversi motor listrik dari skutik, tentu saja butuh diameter hub yang lebih kecil agar pas dengan pelek ring 12 inci atau 14 inci.

Sedangkan motor sport bisa pakai dinamo lebih besar, karena pakai pelek ring 17 inci.

Selanjutnya dinamo punya beragam grade yang mempengaruhi kualitasnya. “Ada grade 1 paling rendah sampai grade 3 yang paling tinggi, ada juga yang sampai grade 4. Ini menentukan kualitas, beda elektronik dalamnya, dan beda torsi yang dihasilkan,” rinci Ady Siswanto, punggawa Petrikbike yang biasa mengkonversi motor listrik.

Baca Juga: Berbanderol Hampir Rp 1 Miliar, Ini Deretan Fitur Energica Ego+

Rangga/otomotifnet.com
Dinamo BLDC tipe hub buat BeAT ini berpadu manis dengan swing arm ‘banana’ copotan Yamaha XSR 155

BATERAI

Pemilihan baterai disesuaikan dengan kebutuhan, jumlah request dari dinamo dan juga controller. Selanjutnya pemilihan tipe baterai juga dikembalikan ke budget. Saat ini yang baru dipakai dan dikembangkan yaitu SLA, Lithium dan LTO.

“Kecenderungannya orang masih belum begitu paham soal motor listrik, jadi soal maintenance disarankan pakai baterai kering,” ujar Dian. Selain harga ekonomis dan lebih mudah didapat, risikonya pun lebih minim di saat emergency, seperti overcharge.

Beda dengan baterai Lithium maupun LTO, harganya lebih mahal dan resikonya lebih tinggi. Namun, tentu ada harga ada rupa. Baterai Lithium dengan harga lebih mahal punya life cycle lebih panjang.

Misal SLA atau baterai kering kurang lebih 600-800 cycle, Lithium bisa 1.000-1.500 cycle dan LTO bisa di atas 2.000 cycle. Di samping itu ukuran lebih kecil dan ringan, meski harga lebih mahal.

Baca Juga: Skema Cicilan Selis E-Max Lithium, Motor Listrik Imut Banderol Rp 30 Jutaan

Fariz/otomotifnet.com
Baterai pada motor listrik bisa disesuaikan dengan kebutuhan jarak tempuh maupun bujet

CONTROLLER

Kebutuhan controller lagi-lagi disesuaikan dengan keinginan membangun motor dengan karakter seperti apa dan bagaimana.

Kalau buat harian, bisa pakai built in/standar untuk output sekitar 20 A. Seperti yang dijual di marketplace dan aftermarket.

Hanya saja kalau mau lebih bagus bisa menggunakan barang buatan spesialis controller. Ada beberapa merek seperti Votol, Yuyangking dan Kelly controller.

“Kebanyakan pakai merek Votol yang biasa dipakai oleh builder motor listrik. Setingnya gampang dan harganya tidak semahal Kelly,” jelas Dian.

Baca Juga: Prioritas Riset Nasional, Genjot Pembuatan Baterai Pouch Motor Listrik

Fariz/otomotifnet.com
Pemasangan controller serta perkabelan harus rapih

Votol punya beberapa seri; 100, 150, 200 sampai 400. Efeknya ke output amperenya. Ingin lebih kencang bisa pakai yang seri lebih tinggi. Otomatis jika pakai dinamo dan baterai lebih besar, pakai juga controller yang lebih besar.

BIAYA

Biaya yang dibutuhkan balik lagi ke spek yang diinginkan, karena berhubungan dengan komponen yang akan digunakan.

“Karena kadang ada yang sudah menentukan top speed dan jarak tempuh, ternyata biayanya gak masuk. Makanya kadang enak langsung menyesuaikan bujet aja. Di Petrikbike paketnya ada Rp 15 juta, Rp 20 juta, Rp 25 juta, Rp 40 juta, dan Rp 80 juta.”

“Yang membedakan dari paket itu kecepatan dan jarak tempuh. Contoh jarak tempuh 50 km dan 70 km bisa beda biaya sampai Rp 3 jutaan,” rinci Ady yang mulai membengkel motor dan sepeda listrik sejak 2015.

Baca Juga: Spek Dinamo dan Baterai Molis Balap, Energica Ego+, Torsinya Mencengangkan!

Perbedaan grade tentunya mempengaruhi harga jual. Pilihan tenaga dinamo pun beragam, mulai dari 1.000 Watt hingga 15.000 Watt.

“Harganya mulai dari Rp 3,5 juta sampai Rp 15 jutaan,” sambung pria yang bengkelnya ada di Jl. Raya Kranggan Gg. Kicil, Jatiranggon, Bekasi.

Berikutnya adalah baterai yang bisa disesuaikan juga dengan biaya serta spesifikasi yang ingin digunakan. “Pilihan baterai dari 1 kWh sampai 7 kWh, harganya dari Rp 2,5 juta sampai Rp 15 juta,” tunjuk Ady.

Yang terakhir ada pilihan controller, spesifikasinya mulai dari 50 ampere hingga 150 ampere dengan harga Rp 1 juta hingga Rp 5 jutaan.

Baca Juga: Kenalan dengan Energica Ego+, Motor Listrik yang Hampir Rp 1 Miliar

Fariz/otomotifnet.com
Konversi motor konvensional menjadi motor listrik

Controller ini untuk mengatur kecepatan. Semacam CDI atau ECU, bisa atur tenaga dan limit kecepatan.”

“Nantinya pemilihan dari ketiga part utama itu akan menentukan seberapa jauh jarak yang bisa ditempuh, karena berhubungan sama baterai dan berapa kecepatan maksimalnya, juga berhubungan dengan dinamo,” lanjutnya.

Heret F. owner Elders Garage juga menyodorkan tiga paket kit konversi listrik untuk skuter Vespa small dan large frame lawas. Dipasarkan dengan nama Elettrico.

Tipe 1 seharga Rp 25,8 juta dengan dinamo QS V1 3.000 W, baterai 72 V 24 Ah dan controller YYK 80 ampere.

Baca Juga: Test Ride Rakata X5, Skutik Listrik Merek Lokal Rp 20 Jutaan

Selanjutnya ada tipe 2 Rp 21,8 juta menggunakan dinamo QS V1 2.000 W, baterai 60 V 24 Ah dan controller YYK 50 ampere.

Terakhir tipe 3 Rp 17 juta pakai dinamo QS V1 1.000 W, baterai 60 V 15 Ah dan controller YYK 50 ampere.

Tipe 1 dan 2 sudah dilengkapi modul Bluetooth pada controllernya, sedangkan tipe 3 belum.

“Kalau di kita sudah pakai aplikasi, jadi kecepatannya sudah bisa kita atur. Disesuaikan dengan kapasitas baterai dan riding style si owner, apa pengen main torsi atau santai,” ujar Heret yang mulai ramai melakukan konversi listrik ke Vespa sejak awal 2021.

Baca Juga: Piaggio Indonesia Belum Ada Niat Bawa Motor Listrik ke Tanah Air, Masih Dipantau Dulu

Aant/otomotifnet.com
Dinamo motor listrik model mid drive bisa diubah rasio akhirnya

Heret juga menyebut konversi yang dilakukan dengan sistem pnp tanpa merusak bodi Vespa itu sendiri.

Dian juga memberikan sedikit estimasi, untuk kebutuhan biasa atau harian yang ekonomis, dapat menggunakan dinamo 1.000 W dengan harga sekitar Rp 2,5-3 juta.

Kemudian controller standar sekitar Rp 1-1,5 juta. Berikut baterai SLA 60 V 20 A seharga Rp 2,5 juta. Setelah itu ditambah part pendukung seperti kabel bodi, throttle, spidometer dan voltmeter seharga Rp 1 juta.

Pria yang bermarkas di Semarang, Jawa Tengah ini juga memberi estimasi jika konversinya lebih concern ke performa.

Baca Juga: Test Ride Motor Listrik Rakata X5 dan Test Drive Hyundai New Santa Fe, di Tabloid OTOMOTIF Edisi 07:XXXI

Dinamo kapasitas 5.000 W pakai QS motor V3 sekitar Rp 7-8 juta. Controller Votol 200 sekitar Rp 4,5 juta.

Kemudian pilihan baterai kalau mengejar performa untuk kecepatan tentu harus pakai baterai seperti lithium yangg lebih ringan.

Baterai lithium 72 V 35 A harganya sekitar Rp 9-10 juta. Kenapa mahal? Karena semuanya masih impor.

SAFETY (DO & DO’T)

Bagi sebagian orang, motor listrik jadi hal yang baru. Tentu saja perawatannya berbeda jika dibandingkan dengan motor mesin konvensional. Meski harganya cenderung mahal, tapi ternyata justru minim perawatan.

Baca Juga: Kredit Motor Listrik Gesits, Angsuran Mulai Rp 600 Ribuan Tanpa Uang Muka

Rangga/otomotifnet.com
Baterai Benelli DONG terletak di bawah jok dan dapat dilepas untuk pengecasan

“Justru free maintenance. Paling baterai aja jangan sampai habis banget atau 0%, jadi lebih baik setiap hari dicas walaupun belum habis banget, jadi tiap mau dipakai baterai dalam keadaan penuh. Malah enak kan gak khawatir, apalagi pengecasan gak sebentar.”

“Kalau kasus overcharge gak ada, karena sudah pakai proteksi biar gak overcharge dan discharged. Namanya Battery Management System (BMS),” lanjut Ady.

Nah, terkait masalah baterai ini, harus dijamin disertai dengan BMS jika menggunakan lithium dan LTO.

Hindari membeli baterai yang dirakit dari baterai bekas, tapi tanpa BMS. Karena baterai lithium sangat sensitif dengan temperature dan beresiko terbakar bahkan meledak.

Baca Juga: Ngidam X5 tapi Dana Terbatas? Coba X5 yang Ini, Cuma Rp 20 Jutaan!

Selanjutnya aksesori yang menunjang safety, seperti auto cut-off yang ada di handel rem. Berguna untuk memutus arus listrik ke dinamo saat handel rem ditekan.

Jika tanpa cut-off, saat membuka gas sambil mengerem, jika terlalu lama dinamo dapat terbakar karena putaran dinamo ketahan tapi arus listrik tetap mengalir.

Kemudian masalah wiring, diusahakan benar-benar rapi. Dari sambungan ke sambungan lain tertutup.

Pemasangan dan pengemasan juga rapi. “Karena listrik yang mengalir besar. Salah-salah jika ada kabel terbuka yang kena bodi, bisa kesetrum bila dipegang,” wanti Dian.

Baca Juga: Motor Listrik Murah Rp 8 Jutaan, Bisa Digeber Sampai 55 Km/Jam

Yang paling penting, konversi atau perakitan harus dilakukan dengan orang atau bengkel yang berpengalaman dan mengerti.

Karena apabila salah pasang dapat mengakibatkan hubungan arus pendek atau korsleting. Kalau sudah begini mau tidak mau harus beli komponen baru. Sayang kan?

 

BENGKEL RUJUKAN:

Petrikbike              : 0852-1999-0890

Elders Garage            : 0856-9935-103

Bogi Power              : 0857-2900-2927

Wiwien (KOSMIK Jogja)    : 0812-2669-090

Acas Custom             : 0896-0161-6041

Sugi (KOSMIK Jakarta)    : 0818-124-870

FZ EBike                : 0878-1706-7040

Angga (Denpasar)         : 0819-1671-7995