Otomotifnet.com - Melansir keterangan dari Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), setidaknya ada 6 perusahaan pembuat baterai kendaraan listrik.
Keenam Perusahaan tersebut siap berproduksi di tanah air. Sebelum diabsen satu-persatu, siapin kopi dulu, kita ulas detailnya berikut ini;
1. IBC (Indonesia Battery Corporation)
IBC merupakan konsorsium berupa anak usaha dari kumpulan BUMN (Badan Usaha Milik Negara), yang didirikan oleh empat BUMN Indonesia.
Yakni Aneka Tambang (ANTM), MIND ID, Pertamina, dan PLN.
IBC diresmikan 2021 berkolaborasi untuk menjadi pemasok sel baterai Lithium-Ion di ranah global.
Sebagai awalan, IBC didukung teknologi dari CATL (Contemporary Amperex Technology) dan LG Chem.
Dana investasi yang akan digelontorkan IBC mendekati US$17 miliar, dengan kapasitas awal 15-20 GWh.
Jumlah tersebut bakal terus digenjot menjadi 140 GWh dalam jangka panjang, tentunya jika pasar kendaraan listrik menguntungkan.
Strategi IBC diposisikan menjadi pemain end-to-end dalam rantai nilai EV, namun pada tahun-tahun awal fokus pada bagian hulu sebelum pindah ke bagian tengah dan hilir.
Kemitraan teknologi dengan produsen baterai China CATL bernilai investasi sebesar US$5 miliar.
Sementara kemitraan dengan perusahaan kimia Korea LG Chem bernilai investasi sebesar US$9,8 miliar.
Tak hanya menargetkan pasar domestic, tetapi juga kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik.
Baca Juga: Harga Mobil Hybrid Bakal Lebih Murah Kalau Ini Terjadi, Begini Kata Kemenperin
Guna mencapai hal tersebut, IBC telah menandatangani MoU dengan perusahaan rekayasa Malaysia Citaglobal untuk memproduksi sel baterai EV dan BESS (Battery Energy Storage System).
2. Contemporary Amperex Technology (CATL)
Merupakan perusahaan asal China juga bakal membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Menurut keterangan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, hingga kini CATL masih menentukan lokasi pabrik. Pilihannya antara Batang dan Kaltara.
CATL berdiri sejak 2011 terus tumbuh pesat, perusahaan ini tercatat juga menjadi pemasok pabrikan mobil listrik, seperti Tesla dan Volkswagen.
Melansir data Bloomberg, kinerja CATL pada Januari hingga Maret 2022 berhasil menduduki 35 persen pangsa pasar baterai lithium-ion dunia.
Di Indonesia, konsep pertambangan CATL mirip seperti LG Energy Solution. Yakni berkerjasama dengan PT Antam, lalu proses smelting-nya menggandeng IBC.
Kerja sama ini bernilai U$6 miliar atau setara Rp90,2 triliun.
Baca Juga: Wuling Melokalkan Baterai Mobil Listrik, Menko Luhut Bilang Begini
“Sistemnya akan hulu ke hilir, dari mining bekerjasama dengan Antam, smelternya kerja sama dengan IBC. Kemudian prekusor katoda battery cell hingga recycle-nya ada di Indonesia,”
“Ini merupakan ekosistem yang mungkin pertama dan satu-satunya di dunia,” sebut Bahlil, Kepala BKPM.
3. LG Energy Solution
Perusahaan teknologi asal Korea Selatan, telah memulai pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik di Indonesia. Yakni menggandeng pabrikan mobil Hyundai Motor.
Keduanya sepakat mendirikan pabrik baterai mobil listrik yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.
Adapun lokasi smelter-nya ada di Maluku Utara. Lalu precursor atau katodanya sebagian di Batang.
Dalam operasinya di tanah air, LG Energy Solution berkerja sama dengan PT Aneka Tambang. Besaran investasi kerja sama tersebut mencapai US$9,8 miliar atau setara dengan Rp147,2 triliun.
Meliputi penambangan dan pemrosesan nikel, pembuatan baterai EV, hingga daur ulang baterai.
4. Britishvolt
Perusahaan baterai asal Inggris, Britishvolt dikabarkan siap menanamkan modalnya di Indonesia. dan masuk dalam ekosistem electric vehicle (EV) di Indonesia.
Britishvolt merupakan startup manufaktur dan pengembang teknologi baterai kendaraan listrik rendah karbon.
Baca Juga: Kelihatan Mudah, Mobil Listrik Hyundai IONIQ 5 Terjual Sebanyak Ini di GIIAS 2023
Operasi di tanah air, direncanakan menggandeng anak usaha Group Bakrie. Yaitu PT VKTR Teknologi Mobilitas.
Adapun nilai investasi Britishvolt diproyeksikan mencapai US$2 miliar hingga tahun 2027.
“Menyangkut Britishvolt memang betul investasi dari Inggris akan masuk juga ekosistem EV baterai dan sudah masuk,”
“Sekarang izinnya sudah tahap finalisasi, lokasinya juga Insyaallah sudah hampir clear,” bilang Bahlil.
5. Foxconn
Foxconn dikabarkan tertarik mengembangkan pabrik baterai di Indonesia. Perusahaan asal Taiwan ini berada di bawah naungan Hon Hai Precision Industry Group.
Telah sepakat melakukan kerja sama dengan Gogoro, IBC, dan PT Indika Energy Tbk. Tak hanya bikin pabrik baterai saja, namun sekaligus produksi kendaraan listrik di Indonesia.
Mengutip Nikkei Asia, dalam pernyataan pers-nya Foxconn Indika Motor, sebagai perusahaan patungan akan membangun, mengoperasikan dan melokalkan manufaktur EV komersial.
Yakni berfokus di ekonomi terbesar Asia Tenggara. Serta mengembangkan industri pendukungnya, termasuk untuk baterai.
Dalam keterangannya tersebut, Foxconn Indika Motor juga menjajaki kerja sama investasi yang lebih luas.
Yaitu membangun ekosistem EV yang komprehensif di Indonesia melalui kerjasama dengan mitra usaha strategis lainnya.
6. BASF (Badische Anilin-und Soda-Fabrik)
Perusahaan asal Jerman ini bakal meletakan batu pertama alias groundbreaking pabrik baterai kendaraan listrik di Maluku Utara pada semester II 2023.
Dalam operasinya di tanah air, BASF menggandeng PT Eramet Halmahera Nikel (EHN) guna membangun proyek bernama Sonic Bay, yang berlokasi di Kawasan Industri Teluk Weda.
Proyek tersebut dikalkulasi menelan investasi sebesar US$2,6 miliar atau sekitar Rp 38 triliun.
Baca Juga: Mobil Hybrid Harusnya Dapat Insentif Seperti Mobil Listrik, Ini Alasannya
"Proyek ini mulai groundbreaking di awal semester II. Izin semuanya sudah selesai,”
“Bapak Presiden Jokowi memerintahkan agar segera menyelesaikan proyek ini," terang Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia (28/4/2023).
Komitmen investasi tersebut, disampaikan Bahlil di pagelaran Hannover Messe di Jerman beberapa waktu lalu.
Bahlil mengumumkan BASF dan Volkswagen (VW) siap berinvestasi menjadi pemain industri baterai kendaraan listrik di Tanah Air.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR