Otomotifnet.com - Berselang 2 bulan setelah sesi first ride, akhirnya Moto Guzzi V7 III Racer 10th Anniversary bisa dipinjam OTOMOTIF beberapa hari.
Tentu kali ini bisa mengeksplorasi lebih maksimal, beda dengan saat first ride yang waktunya terbatas.
Bagaimana karakter motor bergaya cafe racer ini kalau dipakai harian maupun turing? Seperti apa mesin, sasis sampai fitur yang ditawarkan?
Yuk kita simak hasil tes big bike asal Italia yang dibanderol Rp 535 juta On The Road Jakarta ini.
Baca Juga: Moto Guzzi V85TT Dibanderol Rp 645 Juta, Bisa Dikredit, Cicilan Mulai Rp 11 Jutaan
FITUR & TEKNOLOGI
Yuk kita kulik fitur-fitur andalannya. Yang langsung menarik perhatian tentu lampu utama yang pakai half fairing mungil, modelnya bulat berisikan DRL (Daytime Running Light) model crystal yang mengelilingi sisi luar lampunya.
Sorotnya cukup baik, karena punya pancaran cahaya yang lebar, sehingga bisa memberikan visibilitas yang maksimal bagi pengendara. Ini berlaku untuk lampu dekat maupun jauh.
Geser ke bagian spidometer yang tampil rapi dan simpel, karena di varian ini lampu indikatornya tidak lagi tersebar.
Diubah jadi satu di dalam panel instrumen sisi kiri. Antara lain ada lampu indikator high beam, sein, low fuel, neutral, MIL (Malfunction Indicator Lamp), warning, MGCT (Moto Guzzi Control Traction), dan ABS.
Baca Juga: Moge 750 cc Ini Bertransmisi 6 Speed, tapi Cuma Kepakai 4, Kenapa?
Pada panel instrumen sisi kanan berisi takometer jarum yang memberikan kesan klasik. Putaran tertingginya 8.000 rpm dengan redline di 6.500 rpm, lantas di berapa rpm limiternya? Baca sampai habis, ada di bagian ulasan performa ya!
Balik ke panel sisi kiri, selain ada kumpulan lampu indikator, ada juga penunjuk kecepatan yang juga analog.
Tapi di bawahnya terdapat layar digital dengan beragam informasi yang bisa diganti pakai tombol mode di sakelar sisi kanan.
Mulai dari gear position, odometer, trip, daily trip yang otomatis reset setelah 8 jam sejak motor mati, trip time, average speed, average fuel consumption, real time fuel consumption, suhu udara sekitar, jam, dan MGCT.
Baca Juga: Cari Moge Cafe Racer? Nih Asli Pabrik, Pakai Single Seat dan Spion Bar End
Perlu dicatat, untuk mengatur MGCT harus dalam keadaan mesin hidup, karena memilihnya bukan menggunakan tombol mode, melainkan tombol starter.
Ada 2 pilihan MGCT dan bisa dimatikan, semua itu dengan cara menekan dan menahan tombol starter selama beberapa detik.
Fitur lain yang tidak tampak namun ada adalah shift light. Cara mengaturnya dengan menahan tombol mode selama beberapa detik pada tampilan odometer. Ada 2 tahap pengingat gear shift ini, yaitu L dan H.
Gear shift L akan berkedip saat menyentuh rpm tertentu, sedangkan gear shift H nyalanya akan manteng sehingga pengendara lebih awas. Nyalanya gear shift atau shift light bisa diatur tiap 100 rpm dengan pancaran yang terang.
Baca Juga: Moto Guzzi V7 III Stone Rp 475 Juta, Bisa Dikredit, Cicilan Termurah Rp 8 Jutaan
Fitur lainnya ternyata backlight atau lampu latar layar digital dan panel spidometernya yang bisa diatur dalam 3 tingkat kecerahan. Caranya dengan memencet tombol mode saat kontak baru dihidupkan.
Kalau kita amati panel sakelarnya, baik kiri maupun kanan tidak ada tombol yang aneh. Di kanan hanya mode, engine cut off, dan starter.
Kalau yang kiri ada ketambahan pass beam. Bahkan tombol hazard pun absen di V7 III Racer.
Untuk fitur keselamatan, selain MGCT ada juga sensor standar samping yang langsung mematikan mesin saat masuk gigi 1 dengan kondisi standar terbuka. Dan tentunya ada juga ABS dual channel.
Baca Juga: Moto Guzzi Bellagio Jadi Cafe Racer, Ide Perayaan Ultah Dari GMB99
RIDING POSITION & HANDLING
Sebagai sebuah cafe racer, V7 Racer punya jok yang sisi belakangnya model buntut tawon lengkap dengan seat cover.
Makin lengkap karena seat cover menyatu dengan tempat nomor di kanan dan kirinya, seperti nomor balap di motor adu lintasan.
Desain kulit joknya bermotif wajik dengan jahitan benang merah, punya tinggi 770 mm yang tentu saja untuk pengendara berpostur 170 cm bisa dengan mudah menapakkan kedua kaki.
Setang jepit underyoke yang di ujungnya terdapat spion sebenarnya tidak terlalu rendah. Karena jika dilihat dari samping, letaknya masih lebih tinggi dibanding jok. Tapi, sudut setangnya lumayan bikin badan rebahan.
Baca Juga: Moto Guzzi V7 III Meluncur di Indonesia, Ada 2 Model, Segini Harganya
Belum lagi jarak antara setang dengan jok cukup jauh, jadi wajar saat berkendara lama menggunakan V7 III Racer akan merasakan pegal pada telapak tangan, lengan, dan bahu, akibat beban yang ditopang lebih besar karena badan condong ke depan.
Untung saja posisi kaki tak terlalu nangkring, karena letak footstep aluminium CNC yang tak terlalu tinggi.
Punya berat isi mencapai 209 kg, memang saat menegakkan V7 III Racer dari posisi distandar samping perlu tenaga lebih. Tapi ternyata kalau sudah dikendarai, beratnya ini tidak terlalu berasa.
Salah satu sebabnya tentu berkat revisi pada rangka besi double cradlenya, yang tujuannya untuk perbaikan distribusi bobot depan dan belakang, memperkuat sisi rangka bagian depan, juga memperbaharui steering geometry.
Baca Juga: Moto Guzzi V7 III Racer 10'th Anniversary Bisa Dicicil, Banderol Rp 500 Jutaan, Ini Skemanya
Hasil yang langsung terasa handling V7 III Racer ini terasa lincah dan presisi, selalu nurut ke mana pengendara ingin menuju.
Handling makin mantap karena didukung suspensi yang mumpuni. Depan ditopang suspensi teleskopik 40 mm sedang belakang suspensi ganda dari Kayaba.
Karakternya punya damping padat dengan rebound sedikit lambat, cocok sekali saat diajak melahap tikungan karena mampu menjaga kestabilan V7 III Racer. Suspensi belakang dilengkapi setelan preload, sedangkan yang depan fix.
Tapi saat melibas jalan cor-coran yang tidak rata atau jalan dengan tambalan, rasanya memang terasa rigid. Ini akibat damping yang padat, makanya bikin motor terasa kaku.
Baca Juga: Moto Guzzi V7 III Racer 10th Anniversary, Cafe Racer Layak Koleksi, Jumlahnya Terbatas!
Pengeremannya dibekali cakram tunggal diameter 320 mm dijepit kaliper Brembo 4 piston dan yang belakang cakram diameter 260 mm dengan kaliper 2 piston. Oiya master remnya juga pakai Brembo tapi tipe standar.
Meski double disc brake, tapi ternyata rasanya kurang pakem untuk mengurangi laju motor bermesin 750 cc ini.
Karena harus ditekan kuat untuk benar-benar turun drastis lajunya, minimal 2 jari depan harus menekan handel rem.
Apalagi kalau setelah melahap kecepatan tinggi, dijamin harus meremas handel rem lebih kuat deh…
Baca Juga: Test Ride Moto Guzzi V7 III Racer 10th Anniversary, Moge yang Irit?
PERFORMA
V7 III Racer 10th Anniversary menggunakan mesin v-twin transversal yang posisi silindernya melintang khas Moto Guzzi.
Dalamnya menggunakan piston 80 mm dikombinasi stroke 74 mm, jadi kapasitas murninya 744 cc.
Yang juga tak berubah adalah penggunaan pushrod untuk menggerakkan rocker arm dan menekan 2 klep di masing-masing silindernya. Yang baru bagian kepala silinder aluminium, piston, dan blok silindernya.
Mesin yang didinginkan oli dan udara ini diklaim punya tenaga maksimal 52 dk di 6.200 rpm dengan torsi maksimal 60 Nm di 4.900 rpm.
Baca Juga: Test Ride Moto Guzzi V7 III Racer 10th Anniversary, Lebih Lincah?
Salah satu ciri mesin transversal adalah goyangannya. Seperti saat distarter, dijamin motor akan goyang ke kanan dan ke kiri.
Begitu juga saat digeber dalam posisi diam atau saat posisi jalan dengan menekan kopling, kalau sedang berakselerasi sih goyangannya tidak begitu terasa.
Sedang untuk getaran, di putaran rendah memang masih terasa, terutama saat di bawah 4.000 rpm.
Dan ternyata saat masih di bawah 4.000 rpm dan digeber, V7 III Racer tidak bisa langsung meluncur cepat.
Baca Juga: Test Ride Moto Guzzi V7 III Racer 10th Anniversary, Banyak Fitur Baru!
Jadi saat buka gas secara mendadak motor mengayun terlebih dulu. Mungkin itu karena perbandingan gigi rasionya yang berat.
Setelah jarum takometer menunjuk angka 4.000 rpm, barulah seketika getaran hilang ditambah dorongan mesinnya kuat hingga limiter di 7.000 rpm. Wajar saja karena mulai mendekati peak torsinya yang ada di 4.900 rpm.
Namun, secara catatan waktu saat dites akselerasi pakai Racelogic memang biasa saja untuk sebuah big bike 750 cc.
Untuk mencapai kecepatan 0-60 km/jam butuh waktu 3,5 detik dan jarak 0-201 meter 9,8 detik. Kecepatan tertinggi 183 km/jam tapi baru 6.500 rpm alias belum limiter, tapi memang naiknya kecepatan sudah melambat. Data lengkapnya bisa lihat di tabel.
Baca Juga: Test Ride Moto Guzzi V7 III Racer 10th Anniversary, Performa V-Twin!
Yang istimewa, meskipun bermain di putaran tinggi atau bermacet-macetan, ternyata panas mesinnya tidak terlalu terasa di kaki. Padahal kalau dilihat kedua silindernya tidak terlalu jauh dengan lutut pengendara.
Jika ditelaah, ternyata Moto Guzzi melapisi seluruh mesin hingga knalpotnya menggunakan cat khusus yang mampu menahan panas keluar.
Bicara knalpot, kedua knalpotnya juga baru dengan catalytic converter dan oxygen sensor di masing-masing knalpot, membuat V7 III Racer lolos standar emisi Euro 4.
Suaranya pun sangat halus, paling terdengar dentuman ngebas saja saat langsam. Selebihnya saat diajak berkendara sama sekali tidak terdengar, yang ada malah gemricik dari mesin. Terlalu kalem deh untuk sebuah mesin 750 cc!
Baca Juga: Moto Guzzi Mesin Berebet, Ban Kempes Jadi Penyebab, Ini Teknologi Canggih!
Yang jadi catatan lain adalah koplingnya yang cukup berat. Kalau merayap di kemacetan yang cukup panjang, lama-lama jari kiri terasa pegal.
KONSUMSI BENSIN
Dalam pengetesan, tangki berlapis krom 21 liternya diisi bensin RON 92, pas dengan perbandingan kompresinya yang hanya 10,5:1.
Setelah itu V7 III Racer diajak berkendara, baik di dalam kota maupun ke luar kota dengan beragam kondisi jalan.
Sesekali jalan santai menikmati kenyamanannya dan sesekali gaspol untuk merasakan jambakan tenaganya.
Setelah berjalan sejauh 430 km, tertera average fuel consumption 22,5 km/liter. Berarti sekali isi bisa untuk menempuh jarak sekitar 472,5 km!
Data Tes:
0-60 km/jam: 3,5 detik
0-80 km/jam: 4,4 detik
0-100 km/jam: 5,7 detik
0-100 meter: 6,8 detik (@100,3 km/jam)
0-201 meter: 9,8 detik (@132,4 km/jam)
0-402 meter: 14,8 detik (@153 km/jam)
Top speed di spidometer: 183 km/jam
Top speed di Racelogic: 174,7 km/jam
Konsumsi bensin: 22,5 km/liter
Data spesifikasi:
Tipe mesin: Transverse-mounted 2 silinder V 90°, 2 katup per silinder
Kopling: Kering, piringan kopling tunggal
Sistem pengabutan: Injeksi Marelli MIU G3
Throttle body: Ø38 mm
Kapasitas mesin: 744 cc
Bore x stroke: 80 x 74 mm
Perbandingan komresi: 10,5:1
Pendinginan: Udara
Tenaga maksimal: 52 dk @6.200 rpm
Torsi maksimal: 60 Nm @4.900 rpm
Transmisi: 6 percepatan
Suspensi depan: Teleskopik Ø40 mm
Suspensi belakang: Lengan ayun suspensi ganda
Rem depan: Cakram stainless steel floating Ø320 mm kaliper Brembo 4 piston ABS
Rem belakang: Cakram stainless steel Ø260 mm kaliper 2 piston ABS
Pelek depan: Jari-jari 2,5 inci dengan ban dalam
Pelek belakang: Jari-jari 3,5 inci dengan ban dalam
Ban depan: Dunlop Arrowmax StreetSmart 100/90-18
Ban belakang: Dunlop Arrowmax StreetSmart 130/80-17
P x L x T: 2.185 x 755 x 1.100 mm
Rake: 26°
Trail: 106 mm
Jarak sumbu roda: 1.445 mm
Tinggi jok: 770 mm
Bobot: 189 kg (kering), 209 kg (basah)
Kapasitas tangki bensin: 21 liter
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR