Jakarta - All New Honda CBR250RR yang ikut Kejurnas IRS Sport 250 cc banyak, tapi milik tim satelit yang bisa tarung di barisan depan melawan tim pabrikan dan merek lain, cuma tunggangan Sudarmono dari Astra Motor Racing Team (ART) Jakarta.
Tunggangan pembalap yang biasa disapa Momon ini memang kencang, buktinya di kualifikasi bisa posisi 6, lalu di race 1 finish ke-4, hanya selisih 0,154 detik dari sang juara, hampir saja podium tuh! Sedang race 2 finish ke-6.
Meski begitu, menurut Ade Rahmat, tuner ART, sebenarnya motor ini masih jauh dari sempurna, “Masih riset terus, power atasnya sudah oke dapat sekitar 44 dk, tapi bawah dan tengahnya masih kurang,” terang tuner yang bermarkas di Setu Cilangkap, Jaktim. “Pas keluar tikungan masih kalah,” imbuh Momon.
Ubahan yang dilakukan Ade terfokus pada area kepala silinder. Porting tentu dipapas bor tuner, malah yang terbaru sedang coba dibikin mirip huruf D.
Lalu kem custom dengan profil yang sedikit lebih tinggi dan lama dibanding standar, sayang Ade merahasiakan data profil lengkapnya termasuk rasio kompresinya.
Klepnya ganti pakai milik CBR600RR, “Ukuran tetap 24-21 mm, tapi bahan lebih kuat,” terang Ade. Kalau ciuman dengan piston, menurutnya hanya bengkok tidak sampai putus. Per klepnya pesan dari Amerika, dengan spek khusus untuk mencegah floating.
Maklum CBR250RR diseting mampu berkitir sampai 15.500 rpm! “Awalnya malah sampai 16.000 rpm,” tutur Ade.
Mendukung kebutuhan bensin yang makin banyak, injektor diganti milik CBR250R, yang punya semburan 240 cc/menit, sedang standarnya hanya 160 cc/menit.
“Kalau tidak diganti duty cycle lebih dari 90%, pakai ini baru sekitar 65%,” terang Ade. Knalpotnya pakai RCB alias Ranca Bolang, Bandung.
ECU Pakai MoTeC M130
Selain ubahan di mesin, kuncian kencangnya tunggangan bernomor 54 ini tentu dari dukungan ECU MoTeC yang dipakai.
Ssstttt... harganya lebih dari Rp 40 juta! ECU ini bisa dipakai motor berteknologi DBW alias TBW (Throttle By Wire).
Semua kontrol mesin bisa diatur secara custom dari ECU ini, sehingga potensi bisa dieksplor secara maksimal. Bukan sekadar menambah atau mengurangi bensin, atau memajukan waktu pengapian yang diset maksimal sekitar 32-33° sebelum TMA.
Bahkan suplai bensin tiap silinder diatur masing-masing, makanya O2 sensor ada 2 di tiap leher knalpot.
Fitur quick shifter dan pit speed limit tentu ada. Dan launch control pun tersedia, “Saat start tinggal gas pol tanpa takut wheelie,” ujar Momon yang asal Yogyakarta ini. Dan kalau mau dan boleh, fitur traction control pun ada!
Selain itu, di MoTeC M130 ini juga ada data logger, makanya banyak sensor tambahan seperti sensor tekanan oli, tekanan rem depan, switch rem belakang, jarak main suspensi dan GPS.
Datanya seperti lap timing, fast lap, jumlah bensin yang terpakai, posisi gigi, TPS, putaran mesin dan lainnya.
Makin wow, karena terpasang juga MoTeC display seri C125. Serasa lihat besutan WSBK atau GP ya? Yang ditampilkan sangat lengkap sesuai kebutuhan di balap.
Contohnya takometer dan shift light tentunya, suhu cairan pendingin, tegangan aki, TPS, timing pengapian, lambda dan sebagainya.
Pantas kencang! Semoga seri depan bisa podium! (Aant/Otomotifnet.com)
Data Modifikasi
Ban: Dunlop
Suspensi depan: Showa SFFF
Suspensi belakang: Showa BFRC
Master rem depan: Brembo RCS 17
Knalpot: RCB Bandung
ECU: MoTeC M310
Display: MoTeC C125
Steering damper: HyperPro
Injektor: Honda CBR250R
Klep: Honda CBR600RR custom
Kem: custom
Busi: NGK
Per kopling: B-Pro