Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Fenomena Kursi Pembonceng Anak, Cukup Aman?

Parwata - Sabtu, 23 April 2016 | 10:12 WIB

Jakarta - Ada saja kreasi untuk pengendara motor. Seperti yang lagi marak belakangan (meski sudah ada sejak lama) yaitu pemakaian kursi pembonceng anak di motor. Kebutuhan akan daya angkut lebih di motor telah membuka peluang kehadiran peranti ini.

Salah satunya ditangkap Rina Ulfayani yang berjualan beragam kursi boncengan depan yang terbuat dari rotan untuk motor bebek dan skutik. Menurut Rina, alasan dia berjualan kursi boncengan untuk anak ini adalah untuk kenyamanan anak ketika dibonceng oleh orang tuanya.

“Saya melihat kalau anak-anak khususnya balita merasa tidak nyaman ketika dibonceng oleh orang tuanya di atas motor. Oleh karena itu saya membuat alat ini supaya mereka lebih nyaman dan aman ketika di atas motor, selain itu membuat orang tua dapat lebih berkonsentrasi ketika mengendarai motor,” aku Rina.

Bagi yang belum pernah melihat produk buatan Rina, kursi boncengan yang dimaksud adalah kursi anak-anak berbahan rotan. Di mana bagian kaki bangkunya dibuat sesuai dengan bentuk dek tengah motor bebek dan skutik.

Bukan hanya produk buatan Rina yang ada di pasaran macam kursi bonceng anak-anak ini ternyata lumayan banyak. Dari yang terbuat dari pipa besi, dapat dilipat, sampai yang memiliki seatbelt. Harga di pasaran pun cukup terjangkau, berkisar dari Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu.

Sisi Safety ?

Selain di untuk kenyamanan, banyak dari penjual bangku boncengan anak ini juga mengatakan kalau produk ini juga meningkatkan keamanan bagi anak-anak karena memiliki tempat sendiri di motor. Tetapi benarkan?

Emerson Tantono, Network Development dan Instruktur Senior Safety Riding PT Astra Honda Motor mengungkapkan kursi boncengan anak ini secara teori memang lebih aman jika dibanding ketika anak berdiri di dek motor bebek atau skutik. Tetapi bukan berarti direkomendasikan untuk digunakan.

“Memang jika dalam teori, kursi boncengan ini dapat memberikan posisi duduk yang lebih mantap untuk anak-anak, tetapi karena balita belum memiliki ilmu yang dibutuhkan untuk melindungi diri jika terjadi kecelakaan. Sehinga memiliki akibat yang kemungkinan terjadi tidak jauh berbeda ketika anak-anak berada dalam posisi digendong, diapit orang tua atau berdiri di atas dek tengah motor,” jelasnya lengkap.

Untuk solusi yang paling aman, menurut Emerson adalah dengan tidak mengajak anak balita ketika berkendara, apapun alasannya. Karena dalam ilmu safety riding orang yang bisa menjadi boncenger cuma mereka yang sudah bisa memijakkan kaki di footstep belakang motor.

Selain itu, batas umur minimal bagi anakanak yang dapat menjadi boncenger adalah 12 tahun, di mana mereka dirasa sudah mengerti risiko yang dapat terjadi dan dapat melindungi diri ketika terjadi kecelakaan. Nah, Anda sudah tahu kan intinya? •  (otomotifnet.com)

 

Editor : Parwata

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa